Pages

Wednesday, July 4, 2012

Dear wifey - Sebuah Kisah Bus Tua dan Buruh Pabrik

Dear bunda,

Tadi pagi saat berangkat aku lihat sebuah bus tua lewat Serangoon Road. Di Singapura biasanya jarang ada bus tua. Memang ada bus-bus publik yang cukup tua milik SBS Transit atau MRT tapi biasanya mereka masih cukup terawat sehingga kita lupa jika bus itu tua. Sebagian besar bus-bus di sini masih sangat baru dan bersih. Beda dengan bus yang aku lihat tadi. Tidak kumuh sih tapi sangat membuat aku teringat tentang... Jonggol.

Sejak jaman kuliah aku sudah mondar-mandir ke Jakarta hampir tiap hari. Setiap berangkat dan terkadang saat pulang aku terselip di antara sebagian besar orang berangkat ke pabrik. Jonggol adalah kecamatan agraris. Masih banyak sawah dan jarang pabrik. Namun daerah di sekitar Jonggol seperti Cileungsi, Bekasi, Cikarang dan Gunung Putri adalah daerah industri. Oleh karena banyak pemuda jaman sekarang yang malas berurusan dengan sawah mereka lebih memilih.menjadi buruh pabrik. Secara ekonomi sedikit lebih baik dibandingkan bercocok tanam. Meski mereka akan menghabiskan energi yang sangat besar. Bekerja lebih dari 8 jam (kebanyakn pekerjaan mereka bersifat fisik) dan terkadang hanya 4 hari libur dalam sebulan.

Setiap pagi itulah aku terselip di antara para buruh pabrik yang hendak berangkat kerja. Jumlahnya setiap pagi mungkin ribuan. Sedikit yang naik angkot. Cukup banyak juga yang naik motor cicilan. Paling banyak yang naik bus-bus jemputan tua. Oleh karena itu saat tadi pagi melihat bus tua aku langsung teringat cerita ini.

Bus-bus tua itu terkadang asapnya sudah sangat hitam. Penuh dengan.karyawan pabrik berseragam yang berjejalan di dalamnya. Terkadang secara rasio lebih banyak buruh perempuan dibandingkan laki-laki. Mungkin karena perempuan biasanya lebih telaten. Para buruh perempuan ini diantar oleh kerabat mereka ke tempar pemberhentian bus. Sebab banyak dari para buruh ini yang tinggal di kampung-kampung.

Saat naik angkot untuk berangkat kuliah terkadang aku melihat sekilas wajah-wajah mereka dari balik kaca bus yang dekil. Ada yang ceria.mengobrol dengan temannya. Ada yang tidur karena kelelahan setelah bekerja hingga jam 10 malam hari sebelumnya. Setiap wajah adalah cerita. Setiap orang punya kisah hidup sendiri. Siapa pun kita dan di.mana pun kita sekarang syukur adalah satu-satunya kunci untuk bahagia. Melihat ke bawah terkadang adalah salah satu hal yang bisa menguatkan syukur. Meski bisa.jadi orang yang kita anggap "di bawah" tadi justru jauh lebih bahagia dari kita sebab mereka jauh lebih bersyukur.

PS: I love you

No comments:

Post a Comment