Pages

Saturday, June 30, 2012

Dear wifey - Syukur

Dear Bunda,

Terkadang aku sering bertanya dalam hati. Apakah arti bahagia itu? Secara dangkal mungkin kebanyakan manusia sering mengasosiasikan kebahagiaan dengan materi(Btw sepertinya kok aku pernah bahas ini ya? :p). Hal tesebut tidak sepenuhnya salah namun tidak benar seratus persen juga. Aku jadi ingat, entah petikan biasa atau hadis yang kira-kira isinya adalah "manusia itu hanya membutuhkan sesuatu yang cukup mengenyangkan perutnya saja di saat makan. Di luar itu semua hanya nafsu belaka." Jadi setelah kebutuhan dasar untuk makan terpenuhi sebenarnya itu sudah lebih dari cukup. Dalam kehidupan sosial modern mungkin kita akan tambah sandang dan papan. Pangan saja tidaklah cukup. Sandang, pangan dan papan inilah kebutuhan primer dari manusia. Di luar itu hanyalah keinginan dan terkadang nafsu belaka. Berbicara tentang kebutuhan primer pun terkadang tidak ada ukuran yang saklek. Pangan seperti apa? Makan daging setiap hari? Untuk ini mungkin kita bisa merujuk pada pelajaran SD, 4 sehat 5 sempurna. Haha. Untuk sandang mungkin patokannya cukup yang bersih dan menutup aurat. Untuk papan mungkin patokannya adalah rumah yang tentram, nyaman untuk belajar dan beribadah, meski mungkin ada masanya harus diawali dengan mengontrak. Di luar semua patokan dasar sisanya biasanya adalah nafsu. Tak ada larangan untuk punya pakaian bagus dan rumah mewah selama didapatkan dari jalan yang baik. Aku jadi ingat sebuah petikan, "genggamlah dunia di tanganmu namun jangan taruh di hatimu."

Berbicara mengenai kebutuhan manusia tidak akan terlepas dari kemungkinan hati untuk membanding-bandingkan. Ada kalanya manusia awam sering melihat manusia lain dalam kehidupannya. Tetangga punya mobil bagus, ingin rasanya punya yang sama. Teman punya rumah mewah, ingin hati juga untuk memiliki. Sahabat punya pekerjaan mapan ingin juga rasanya punya yang sama. Keinginan-keinginan tersebut tidak masalah jika dijadikan sebagai motivasi. Yang salah adalah jika kemudian timbul iri dan dengki. Aku jadi ingat petikan lain yang lucu "senang lihat orang lain susah dan susah melihat orang lain senang." Semoga kita tak seperti itu. Pelajaran berharga yang ingin aku bagi di email ini adalah selalu bersyukur. Jika ingin sesuatu berusahalah dengan sungguh-sungguh. Jika belum dapat harus bersabar dan tetap bersyukur. Jika bisa dapat, bersyukurlah dan jangan sombong. Btw, sebenarnya ini pengingat untuk diri aku sendiri juga.

Semoga keluarga liliput kita ini bisa menjadi keluarga yang selalu bersyukur.

PS: I love you

Friday, June 29, 2012

Dear wifey - Satu Tahun

Dear Bunda,

Bulan ini tepat satu tahun sejak pertama kita bertemu. Waktu berjalan cepat ya. Terkadang aku masih merasa seperti baru kemarin saja datang ke lantai 2 di ruang opsroom kominfo. Dan banyak hal indah terjadi setelah itu. Bahkan hingga detik ini terkadang aku masih tak percaya sudah menjadi suami orang.

Hati itu adalah elemen yang sangat mudah berubah-ubah. Bisa cinta dari tak kenal. Bahkan bisa menjadi benci kepada orang yang pernah kita rasa paling kenal sekali pun. Contohnya setiap pasangan yang akhirnya bercerai pasti mengawali hubungan mereka dengan penuh cinta yang berbunga-bunga. Namun bunga-bunga itu bisa kandas begitu saja yang bahkan terkadang berakhir dengan kebencian. Terkadang aku tak pernah bisa membayangkan, bagaimana mungkin rasa cinta bisa hilang begitu saja. Namun itulah hati manusia, mudah dibolak-balik dengan gampangnya.

Satu tahun masih sangat hijau untuk sebuah hubungan. Apalagi hubungan pernikahan yang sifatnya tak saja untuk kini namun juga transendental. Aku masih tak tahu ada hal apa saja yang akan kita hadapi ke depan. Aku hanya berharap kita terus bersama mengarungi itu semua. Biarkan hati dan cinta kita berubah, namun berubah jumlah menjadi cinta dan sayang yang lebih banyak. Memahami hati sendiri itu terkadang susah. Bahkan ilmu pengetahuan sampai detik ini masih belum bisa menguak secara total rahasia mengenai manusia. Maka terbayang jelas bahwa untuk memahami orang lain tentunya akan lebih susah lagi.

Namun hidup adalah proses belajar tanpa henti. Proses belajar untuk lebih memahami diri sendiri dan juga memahami pasangan kita. Dari waktu ke waktu aku ingin terus lebih memahami istriku. Merasakan apa yang ia rasa. Memahami apa yang mungkin ingin ia ungkapkan, bahkan sebelum ia mengungkapkan. Di suatu waktu di bulan yang sama beberapa tahun ke depan, aku ingin kita sama-sama menengok ke belakang sambil terseyum atas semua hal-hal indah yang telah kita lalui dan capai bersama.

PS: I love you



Thursday, June 28, 2012

Dear wifey - Ambisious but Moderate

Dear Bunda,

It's fine to have ambitious goals, but the best way of reaching them is to cultivate modest expectations at every step along the way.

Quote dari buku Mastery tulisan George Leonard. Petikan tersebut cukup menjawab hal yang sempat menjadi pertanyaan bagiku. Boleh ambisius tapi pasang ekspekstasi yang wajar dan tidak berlebihan. Pasrah dan serahkan semua pada Yang Maha Kuasa. Mari kita lihat apakah I can walk the talk?

PS: I love you

Wednesday, June 27, 2012

Dear wifey - NFS

Dear Bunda,

Hari ini hubby sedikit kehabisan bahan cerita. Tiba-tiba hubby jadi ingat pengalaman saat masuk NFS.

Tahun 2009 akhir project di kantor pertama aku untuk client Hutchison Three semakin carut marut. Project manager kabur dan banyak staff yang tua-tua pada resign. Bahkan salah satu staff juga kabur menghilang. Akhirnya pada waktu itu tinggal aku dan Yoki yang masih tinggal. Tak lama dari itu Yoki pun cerita jika sudah dapat offer baru lagi. Jadi artinya jika Yoki keluar tinggal aku sendirian di project itu. Tak lama Yoki pun keluar dan tak lama dari itu masuk seorang junior programmer. Junior programmer malang. Sebab saat itu aku sudah iseng submit lowongan ke beberapa company lewat jobsdb. Malang karena dalam sofrware company si programmer junior itu ibarat masuk lubang buaya. Adalah hal yang berbahaya bagi seseorang kurang pengalaman masuk ke project yang gagal. Untuk memahami mendalam project software itu butuh waktu. Sementara project yang sudah telat biasany tidak mentoleransi waktu lebih untuk semakin telat. Programmer ada di dasar rantai makanan yang paling enak digencet.

Kita tinggalkan kisah si programmer junior dan kita dengar kisah programmer junior yang sudah naik kelas dengan menyandang title programmer senior. Pada saat keluar kantor lama aku dapat 2 offer. Satu di PT Sigma Cipta Caraka yang kantornya di German Center dan yang kedua di NFS. Aku akhirnya mengambil posisi di NFS. Sebab mereka tidak menego gaji lagi dan kantornya sangat enak. Ada di pusat di Sudirman dan di gedung yang sangat bagus Sampoerna Strategic Square.

Sekitar beberapa hari setelah posting lamaran aku langsung ditelpon untuk wawancara. Interview pertama aku di wawancara oleh Mas Tedy Kiswanto dan Mas Rudi Adianto. Dua orang itu ga bersaudara kok meski namanya sama-sama berujung To. Mas Tedy itu chinese dan Mas Rudi itu orang Suroboyo. Oh ya lucunya dua orang yang mewawancarai aku itu dua-duanya lulus (baca: resign) dari NFS. Bahkan kelak mas Tedy sampai maaf maaf ke aku karena merasa sudah menjebak aku masuk NFS. Kelak kemudian aku baru tahu di NFS turnover ratenya sangat tinggi. Dalam satu tahun bisa 12 hingga 20 orang yang keluar masuk. Padahal secara umum bosnya nice meski terkadang ada yang nyentrik. Coleaguenya juga semua sangat menyenangkan.

Berlanjut ke wawancara kedua aku diwawancarai oleh dua big bos NFS. Frank van Gelder dan Peter Serhalawan. Dua-duanya orang Belande. Aku ingat betapa deg-degannya waktu itu pertama kali diwawancari oleh bule. Jika tak salah ingat wawancara lebih dari 30 menit nampak betapa seriusnya mereka mencari orang. Bahkan salah satu filter CV di NFS adakah IPK harus lebih besar dari 3.5.

Akhirnya awal Februari aku masuk NFS setelah sedikit ditahan di kantor lama karena tidak ada orang.

Oke itu sedikit share di pagi ini. Hubby sudah sampai kantor.

PS: I love you

Monday, June 25, 2012

Dear wifey - The Power of Positive Thinking

Dear Bunda,

Berhubung hubby hari ini tak punya topik yang spesifik, hubby ingin mengulang topik yang sebenarnya sudah cukup sering kita diskusikan. Topiknya mengenai berpikir positif. Salah satu buku yang paling terkenal yang membahas ini adalah bukunya Norman Vincent Peale yang berjudul The Power of Positive Thinking. Si om Peale ini adalah memang salah satu pioner dan ahli dalam hal psikologi berpikir positif. Aku sudah baca bukunya lama sekali. Sudah lupa detailnya. Tapi intinya tidam sulit untuk diingat.

Manusia itu terdiri dari fisik dan psikis. Meski dua hal ini terlihat terpisah sebenarnya manusia adalah satu bagian terintegritas. Apa yang ia pikirkan akan terefliksi pada diri eksternalnya dan tubuhnya. Oleh karena itu sebaik mungkin kita harus selalu berusaha berpikir positif untuk menekan aura negatif dari diri kita. Oleh karena itu juga barangkali kita pernah baca jika saat bicara kesehatan kebanyakan sakit itu datang dari faktor pikiran.

Secara logika itu semua mudah dipahami. Saat kuliah aku pernah belajar psikologi. Haha semoga aku lempar teori asal-asalan ya. Dari yang aku ingat, salah satu emosi dasar yang menggerkan manusia adalah motif. Motif itu sifatnya adalah psikis tapi punya efek yang signifikan sekali. Saat motif kita positif maka kita akan melihat semua hal secara positif juga. Kita akan melihat hambatan sebagai tantangan dan kesulitan sebagai ujian yang berharga. Pada akhirnya sesulit apa pun kita akan jauh berkembang menjadi lebih baik. Ingat deh salah satu quote yang cukup bagus. "whatever things doesn't kill you will make you stronger" yang kemudian diplesetkan dalam salah satu meme pada konteks Mario Bros "whatever doesn't kill you will make you smaller" :p. Bunda akan ngerti jika pernah main Mario Bros. Segala tantangan itu akan membuat kita belajar.

Saat jaman xxx Quotient sedang booming orang ramai-ramai membuat buku tentang ini. Kita tahu intellegent quotient, kemudian Daniel Golaman menulis Emotional Quotient (ini bagus aku sudah pernah baca sampai selesai), ada spiritual quotient dan yang terkenal di kita ada ESQnya Ari Ginanjar. Nah ada satu lagi yang meski tak terlalu terkenal tapi menarik untuk diingat. Judulnya Adversity Quotient. Ketahanmalangan. Sudah cukup banyak bukti manusia yang dibesarkan dengan beberapa ujian akan lebih tahan banting dibanding dengan manusia yang tumbuh tanpa pernah gagal dan serba enak terus. Jadi jangan pernah menyerah dalam hal apa pun (sambil ngomong ke kaca). Dengan kombinasi berpikir positif dan belajar dari kegagalan tak akan ada batasan bagi kita untuk mencapai apa pun.

Wow emailnya sudah terlalu panjang. Hubby sudah sampai Haw Par Villa. Kita sambung lagi nanti ya.

PS: I love you

Sunday, June 24, 2012

Dear wifey - Two Ways to Happiness

Dear Bunda,

Hidup adalah belajar. Success is a journey not a destination.

Masih dari buku Robin Sharma The Monk Who Sold His Ferrari ada dua hal yang akan memberikan manusia kebahagiaan. Pertama adalah menjadi orang yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Kedua adalah kesinambungan diri untuk terus mendorong diri keluar limit.

Mari kita bahas yang pertama. Secara kasat mata orang awam akan melihat sumber kebahagiaan dari hal yang bersifat materialistik. Misalnya uang. Bahkan untuk pria sering menyebut kebahagiaan itu ada di 3 "ta". Harta Tahta dan Wanita. Secara dangkal mungkin iya. Tapi tidak hakiki. Contohnya liat saja orang-orang kaya seperti artis dan pejabat yang terlihat jelas hidupnya carut marut padahal mereka punya semua hal. Tentu saja kita tidak naif. Manusia butuh uang. Namun ia sebagai fasilitas bukan ambisi. Fasilitas untuk bisa lebih membantu orang, fasilitas untuk bisa mengunjungi tempat-tempat indah, fasilitas untuk bisa memberikan pendidikan yang berkualitas, etc.

Oleh karena itu, sejak dulu aku selalu ingin menjadi pengajar dan penulis. Sebab kedua sosok ini punya kesempatan lebih untuk bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Ilmu itu amal jariah. Selama pengetahuan yang kita bagi bisa bermanfaat maka sekalipun kita sudah mati nilai amalnya akan terus mengalir. Hingga detik ini aku masih terus berharap dan belajar untuk bisa mencapai cita menjadi dua sosok tersebut.

Sumber kebahagiaan kedua adalah kesinambungan untuk mendorong diii keluar dari limit. Jika pernah baca buku 7 habit of highly effective people pasti familiar dengan konsep daerah nyaman. Poin kedua kebahagiaan adalah mau terus mendorong diri keluar daru daerah nyaman. Daerah nyaman itu sesuatu yang kita sudah betah di dalamnya. Semuanya serba mudah semuanya serba rutin. Tapi di balik keenakan-keenakan tersebut kita stuck, tak berkembang, tak belajar, jenuh, monoton dan seringnya tak bahagia.

Mendorong diri keluar batas itu adalah hal yang terlihat mudah namun tentunya penuh tantangan sebab kita harus memaksa diri keluar dari daerah nyaman. Misalnya belajar bahasa asing, kursus pilot, menghadiri perkumpulan-perkumpulan tertentu untuk menambah teman, menjadi MC di suatu acara, memberikan pidato sukarela di suatu acara, tak malu untuk bernyangi di depan umum, menulis buku, berbincang dengan orang di jalan, etc. Tentunya masih banyak lagi contohnya namun semuanya sama mendorong kita untuk belajar.

Dua hal tersebut dapat memberikan sense of fulfilment yang pada akhirnya ultimately seharusnya.membuat kita bisa menjadi insan yang terus bahagia. Namun tentu saja mempraktikan tak semudah ngemengnya. Tak ada yang tak mungkin di bumi ini. Mari terus berusaha untuk menjadi insan yang lebih baik dan lebih bahagia. Semoga bermanfaat.

PS: I love you

Saturday, June 23, 2012

Dear wifey - 3rd Month

Dear Bunda,

Hari tepat 3 bulan sejak bunda berangkat ke Jerman. Why time move so slow honey ;(. Artinya masih 15 bulan to go untuk kita saling berjauhan. Maaf sayang, tak bermaksud untuk menularkan rasa khawatir dan sedih. Meski masih lama, Insya Allah sama-sama kita akan belajar saling sabar dan yang terpenting saling mengerti. Sebab saat tak saling berdekatan terkadang saling mengerti itu agak sedikit sulit. Memang ada skype. Namun hubungan itu bukan sekedar visual dan auditori. Dalam kebanyakan waktu kita membutuhkan sentuhan, aroma dan rasa. Setidaknya setelah menikah rasa galau seorang jomblo tidak lagi kita rasakan. Setidaknya aku punya seserorang yang bisa aku tunggu. I will always wait you in day and night.

Semalam aku ingin ngobrol masalah doa ekstrim vs tak berdoa jika kita menginginkan sesuatu. Namun berhubung terinturupt dan tak diresume lagi aku biasa suka hilang mood untuk ngobrol lebih lanjut. Hingga hari ini sebenarnya rasa resah mengenai beasiswa itu masih ada, meski skala resah dan kecewanya tak sebesar awal-awal beberapa minggu lalu. Rasa resah dan takutnya terasa saat kemarin mulai mau membangun aplikasi lagi untuk DAAD. Aku takut gagal lagi dan rasanya kok capek banget ya. Aku juga takut berdoa lagi, sebab tiba-tiba aku takut apakah barangkali aku salah berdoa kemarin-kemarin itu? Untuk kesekian kali aku terkadang bertanya am I so that not smart? Do I not deserve to achieve that? Di saat yang sama lagi, aku jadi tak konsisten dengan salah satu statement "sok" positive yang pernah aku lempar dulu, kurang lebih, "Jika doa kita masih belum dikabulkan, barangkali Allah masih terus ingin kita berdoa dan berharap dalam malam-malamNya. Namun ada kalanya saat doa seorang manusia langsung dikabulkan begitu saja, barangkali Allah tak mau berlama-lama dengan hamba itu". Wallahualam.

Bunda aku ingin bisa ekstra positif lagi. Aku juga sering malu pada bunda, ketika setelah menikah akhirnya terkuak aku orang yang tak sedemikian optimisnya. Mudah mengeluh dan terkadang agak gampang untuk menyerah. Dalam hati kecil aku suka takut bunda ada rasa menyesal menikah dengan aku. Aku takut bunda kecewa pada aku. Aku ingin selalu bisa bangkit lagi dan menjadi pria optimis seperti gambaran idealnya aku.

Bunda, pagi ini maafkan hubby yang tertidur pulas lagi dan tak menemani bunda yang masih terbangun. Hubby ingin menjadi penyemangat bunda. Hubby ingin menjadi sahabat bunda, suami dan sosok kebanggaan bunda. Maafkan hubby jika email hari ini agak ngalor ngidul.

PS: I love you



Friday, June 22, 2012

Dear wifey - Deathbed Mentality

Dear Bunda,

Ada sebuah pesan moral baik yang aku tangkap dari buku The Monk Who Sold His Ferrari. Nama konsepnya adalah Deathbed mentality. Deathbed memurut kamus adalah tempat tidur di mana seseorang meninggal atau sekarat. Sementara Deathbed mentality yang dimaksud di sini adalah mental saat kita berandai hari ini adalah hari terakhir hidup kita. Apakah yang akan kita lakukan?

Manusia itu tak ada yang abadi. Namun aku ingat salah satu serial yang sangat aku suka beberapa tahun lalu saat aku masih SD. Highlander. Serial ini tentang seorang pria abadi bernama Duncan MacLeod yang sudah berusia 400 tahun. Ia abadi dan tak akan bisa mati. Aku agak lupa cerita detailnya, namun yang pasti serial ini sangat menarik.

Ada juga sebuah film menarik lain yang cukup aku suka. Film ini dirilis tahun 1992 namun aku tonton sekitar saat SMP di TV. Judulnya Death Become Her dengan pemain utama Bruce Willis. Cerita detailnya juga aku agak-agak lupa. Namun di sini ada perseteruan antara dua orang wanita yang ingin memperebutkan Bruce Willis dan mereka berdua berambisi untuk hidup abadi. Akhirnya mereka berdua meminum ramuan yang memang membuat hidup mereka abadi dan tak bisa mati. Tapi mengerikannya dengan ramuan tersebut mereka memang tak bisa mati, tapi membuat mereka menjadi mengerikan. Leher mereka bisa patah, tulang-tulang lain juga, ditembak tidak mati meski dada mereka akhirnya bolong. Di akhir cerita setelah hidup mungkin lebih dari 100 tahun, rupa mereka sudah tak jelas, karena kondisi fisik yang sudah rusak. Wajah yang sudah tak karuan karena operasi plastik, tulang-tulang yang bentuknya juga tak karuan. Satu waktu mereka berseteru lagi di sebuah tangga hingga tak sengaja mereka jatuh terguling-guling di tangga hingga akhirnya dua tubuh mereka hancur berantakan dan mereka tetap tidak mati. Meski agak seram, namun film ini cukup lucu.

Oke dua kisah tadi hanya ada di film. Sebagai manusia kita tidak mempunyai eksklusifitas tersebut. Ada satu masa ketika ajal menjemput. Namun kebanyakan orang biasanya dengan mudah terlena lupa terhadap hal ini. Konsekuensi menjadi mati sebenarnya memiliki banyak dampak positif bagi manusia. Yang paling utama adalah dengan sadar kematian orang tidak akan berbuat seenaknya. Mereka akan berusaha memelihara norma-norma moral dengan baik, sebab akan ada masa bahwa semua yang kita punya tubuh yang kita tempati sekarang akan kita tinggalkan.

Deathbed mentality berusaha mengangkat kesadaran ini. Jika seandainya hari ini adalah hari terakhir kita, tentu saja kita akan selalu berusaha untuk berlaku dan melakukan segala hal sebaik mungkin. Pesan ini juga sebenarnya sudah disampaikan oleh Rasul. Beribadahlah seakan ini hari terakhir kita dan berikhtiarlah untuk dunia seakan kita akan hidup seribu tahun lagi.

Kapan pun masa itu tiba semoga kita berdua dijemput ajal dalam khusnul khatimah. Hubby akan tunggu wifey di pintu surga. Semoga kita patut dan bisa mematutkan diri untuk mencapai itu.

PS: I love you

Thursday, June 21, 2012

Dear wifey - Hang Jebat Culinary

Dear Bunda,

Kantor pertama aku ada di jalan Hang Jebat kebayoran Baru. Jika naik bus aku biasa turun dari AC137A di halte al azhar. Kemudian aku berjalan sedikit sekitar 5 menit hingga sampai di sebuah rumah yang sudah disulap menjadi kantor.

Jika dulu aku pernah cerita, ada beberapa orang di kantor itu. Ada Pak Kelik, Shinta, Pak Singgih, Pak Dicky dan Yoki. Yoki kelak menjadi teman akrabku sebab ia hanya satu tahun lebih tua dariku. Oh iya apakah aku pernah cerita? Beberapa bulan dari itu adik perempuan Yoki meninggal karena kecelakaan.

Rutinitas yang paling aku suka di Hang Jebat adalah makan siang. Hari pertama kami makan di warteg dekat kantor. Tempe gorengnya renyah sekali. Namun tempat makan favorit aku adalah mie ayam yamin. Jika lidahku tak berubah itu adalah mie yamin terenak yang pernah aku makan. Jalan beberapa meter dari kantor si abang mie biasa nongkrong di dekat geraja.

Tak jauh dari kantor ada juga penjual gulai. Gulainya cukup enak. Ditambah sambal dan kerupuk yang bordernya warna-warni.

Pilihan lain tak jauh dari gereja ada tukang satai. Satai kambingnya luar biasa enak. Dagingnya besar-besar kemudian disiram dengan sambal kecap. Terkadang aku makan satai ayamnya juga. Tapi tak tahu kenapa dari dulu aku seneng banget kambing.

Di depan tukang satai ada tukang desert favorit aku. Es doger! Esnya banyak dan tak hambar. Template pesan aku adalah "Bang satu, jangan pake susu.". Di dasar gelas sudah ditaruh pacar cina, ketan hitam, jeli dan roti. Es kemudian dituang di atasnya. Kemudian ditambah alpukat, messes dan kacang diatasnya. Yummy.

Terkadang sore hari suka ada tukang gorengan yang nongkrong di depan kantor. Biasanya kami nongkrong di luar sambik makan gorengan yang ditraktir Pak Ade, bos aku.

Oke itu sedikit cerita dari email tak penting pagi ini.

PS: I love you

Wednesday, June 20, 2012

Dear wifey - The Alchemist

Dear Bunda,

Beberapa hari allu aku membaca The Alchemist fulisan Paul Coelho. Aku selesai membaca dalam beberapa jam saja. Aku sedang punya misi untum lebih banyak membaca untuk membuka cakrawala dan menghaluskan bahasa (halah).

The Alchemist adalah kisah seorang penggembala bernama Santiago dalam mengejar mimpinya. Bahkan keputusannya untuk menjadi gembala adalah usaha ia dalam mewujudkan mimpinya ketika justru kebanyakan orang dekatnya ingin Santiago menjadi orang lain. Namun Santiago ingin menjadi dirinya sendiri.

Satu hari Santiago bermimpi. Ia mendapat wangsit mengenai harta karun di Mesir. Meski terdengar tak masuk akal, Santiago tak pernah menyerah dalam mengejar apa yang ia impikan. Apalagi sebenarnya apa yang ia impikan itu adalah sesuatu yang belum pasti. Kelak ia harus melalui banyak ujian serta masa yang panjang dalam perjuangannya. Tapi Santiago tak pernah menyerah. Justru ia tanpa henti terus belajar dan bersabar.

Satu hal yang menarik ada beberapa nilas filosofis Islam yang diselipkan dalam cerita The Alchemist padahal Paul Coelho adalah seorang katolik. Di salah satu bagian buku Santiogo bekerja pada seorang penjual kristal. Penjual kristal itu punya mimpi sejak lama untuk naik haji. Namun ia masih belum mampu. Setelah Santiago bekerja di toko kristal tersebut bisnis pun berkembang pesat. Setelah punya uang lebih dari cukup untuk naik haji si pemilik toko kini berkilah ia tak punya waktu untuk naik haji karena ia harus mengurus tokonya. Berbeda dengan Santiago si pemilik toko tidak persisten dengan mimpinya.

Salah satu inti pesan dari The Alchemist adalah bahwa kunci kebahagiaan itu ialah melakukan apa pun yang benar-benar kita suka dan benar-benar sesuai hasrat kita. Entah menjadi guru, menjadi penggembala atau mencari harta karun seperti Santiago. Wallahualam.

PS: I love you

Tuesday, June 19, 2012

Dear wifey - Komuter

Dear Bunda,

Tinggal di Farrer Park jauh lebih dekat ke tempat beraktivitas dibandingkan tempat-tempat sebelumnya. Pertama sampai Singapura aku tinggal seminggu di hotel. Sangat dekat sekali ke kantor. Lalu setelah seminggu berhubung belum punya cukup uang dan kebetulan Shoubi sedang ke Amerika aku bisa menumpang di Choa Chu Kang. Dari Choa Chu Kang ke Bedok itu jauh sekali. Naik bus akan memakan waktu 2 jam. Naik turun MRT akan menghabiskan waktu 90 menit.

Setelah menikah kita mendapat rejeki tinggal di Hougang. Masih cukup jauh namun lebih dekat dibanding dari Choa Chu Kang. Aku harus naik bus 2 kali ke kantor sebab aku malas baik turun MRT.

Setelah bunda berangkat ke Jerman, hari kesepian aku dihabiskan di tempat baru di Farrer Park. Saat masih ngantor di Keane, aku naik 67 sekitar 40 50 menit. Setelah pindah ke Fujitsu malah jadi lebih enak karena bisa naik MRT dengan transfer yang enak. Dari rumah aku jalan 7 menit ke Farrer park MRT. Dari Farrer Park aku naik jurusan Harbour Front sejau 6 stasiun sekitar 25 menit. Dari Harbour Front aku sedikit menyebrang ke jalur kuning dan naik MRT menuju Haw Par Villa sejauh 4 stasiun sekitar 15 menit. Turun dari Haw Par Villa aku menyebrang jalan setelah keluar stasiun. Aku naik shuttle sekitar 5 menit membayar 40 sen dan tiba di Teletech Park building.

Btw sepertinya aku sudah cerita tentang ini ya? Hehe. I love you aj deh. Aku sudah hampur sampai Haw Par Villa.

PS: I love you

Monday, June 18, 2012

Dear wifey - Buku 4

Dear Bunda,

Semoga cerita ini tidak menajdi semakin membosankan. Tahun 2003 aku masuk kuliah. Sejak bulan Mei aku sudah santai di rumah ketika kebanyakan orang panik SPMB. Sebelum tahapan penerimaan mahasiswa itu aku pernah satu kali ke UNJ. Menghadiri semacam seminar pendidikan. Hari saat daftar ulang mama dan vici mengantar. Barangkali hari itu adalah salah satu hari kebanggaan mama ketika anak pertamanya berhasil kuliah.

Gedung tertinggi di UNJ adalah perpustakaan. Kalau tak salah 8 lantai tingginya. Tentu saja sesuai dengan kesukaanku, gedung tinggi itulah yang paling banyak menarik perhatianku. Sepanjang masa kuliah pada akhirnya aku memang sangat banyak mengunjungi tempat itu. Saat meminjam buku, aku senang meminjam buku teknik yang sangat tebal.

Pada masa kuliah aku juga sudah mampi untuk sedikit membeli buku-buku yang murah. Ada salah satu tempat di Jakarta di mana kami bisa mendapatkan buku dengan harga terjangkau. Murah sebab terkadang yang dijual adalah buku bekas. Tenpat tersebut ada di Kwitang, Senen, Jakarta Pusat. Ada kalanya saat kuliah tertentu membutuhkan buku, kami akan beramai-ramai ke Kwitang sepulang kuliah. Dari UNJ ke kwitang cukup dekat. Dari belakang kampus di Jalan Pemuda kami cukup naik GOS. Mayasari Bakti hijau 905 maksudnya :p. Kami akan turun sebelum fly over senen.

Selain di Kwitang sesekali aku juga membeli buku ke Gramedia. Tentu saja buku-buku yang murah. Saat semester 3 Ku sudah mulai mengajar privat nurul fikri. Aku masih ingat sampai sekarang. Sekali datang mengajar selama 90 menit siswa harus membayar 50.000. 50percent dari uang itu akan masuk ke setoran nurul fikri dan aku dapat 50percent lainnya. Terkadang aku bisa mengajar hingga setiap hari termasuk sabtu. Pada saat itu bahkan aku masih naik turun angkot saat mengajar.

Ada satu buku yang aku ingat cukup menarik yang aku baca saat kuliah. 7 habit of highly effective teen tulisan Sean Covey. Ini adalah versi remaja dari buku 7 habit for highly efective people tulisan bapaknya Sean si Steven Covey.

Saat semester akhir seorang teman menghadiahi aku buku Laskar Pelangi. Pada masa itu aku nyaris tak pernah baca novel. Buku kesukaanku adalah buku teknik dan pengembangan diri. Namun setelah baca Laskar Pelangi aku tak bisa berhenti membaca. Pada masa itu juga ramai novel ayat-ayat cinta. Tapi seri ayat-ayat cinta tak semenarik seri laskar pelangi. Ayat-ayat cinta itu terlalu cengeng menurutku. Laskar Pelangi selalu menanamkan optimisme bahkan di situasi paling buruk sekalipun.

Aku membaca novel itu dalam sehari saja. Setelah selesai aku langsung membeli seri kedua Sang Pemimpi dan seri ketiga Edensor serta menunggu terbitnya seri keempat Maryamah Karpov. Gaya cerita Andrea Andrea Hirata itu sangat menarik. Ia bisa menceritakan hal tragis yang membuat kita merenung namun tetap bisa tersenyum.

Puncak dari seri Laskar Pelangi bagi aku adalah Edensor. Masa ketika Ikal dan Arai berangkat kuliah ke Eropa. Sejak saat itu aku tersihir, suatu hari nanti aku harus ke Eropa. Itu juga yang akhirnya membuat aku memutuskan mendaftar beasiswa kominfo 2011. Untuk sementara mimpi itu masih tertunda.

Sementara ini dulu ya sayang. Kita lanjut lagi nanti.

PS: I love you

Sunday, June 17, 2012

Dear wifey - Buku 3

Dear Bunda,

Tahun 2000 aku masuk SMA. Berbeda dengan bunda yang masuk ke sekolah pilihan, aku cuma masuk ke SMA biasa dekat rumah. Dulu sempat berpikir untuk sekolah ke bogor di SMA 3 atau SMA 1. Namun aku membatalkan mimpi tersebut setelah menimbang uang yang harus disiapkan untuk menuju keinginan itu. SMA 1 Jonggol adalah SMA negeri satu-satunya di Jonggol. SMA ini sudah berdiri jika tak salah sejak tahun 60-an. Bahkan sebelum ada SMA negeri di Cileungsi dan beberapa kecamatan sekitarnya sekalipun. Sehingga dulu bahkan siswa di SMA ini bisa datang dari hingga sejauh Cibinong.

Sekarang kita fokus lagi ke perspustakaannya. Tak beda jauh dengan perpustakaan SMP sebagian besar buku di sini adalah buku-buku text book pelajaran subsidi pemerintah. Menjemukan. Bagi kebanyakan anak-anak di sekolah kami, buku pelajaran terbitan swasta adalah sesuatu yang mewah. Pada masa itu kalau tak salah buku pelajaran semacam dari Erlangga atau Yudistira bisa mencapai 25 hingga 50 ribu rupiah perbuku. Hanya terjangkau oleh orang-orang kaya. Biasanya aku cuma cukup puas memandang-mandangi buku pelajaran jika sempat jalan-jalan ke Gramedia.

Selain buku-buku textbook sumbangan pemerintah, perpustakaan kami juga punya seksion khusus buku-buku text book kuliah. Seperti Fisika, Biologi dan Kimia. Buku-buku tersebut sangat mengkilap dan menarik perhatianku. Sayangnya buku tersebut tak untuk dipinjamkan. Masuk akal, harganya pasti mahal sekali. Namun setiap kali aku ke perpustakaan aku selalu merasa dipanggil-panggil oleh buku Fisika yang berkilau tersebut. Warnanya kuning. Jika tak salah buku Fisika untuk Universitas tulisan Haliday dan Resnick.

Pada suatu hari aku memberanikan diri untuk meminta agar dapat diijinkan meminjam buku Fisika tersebut. Aku memutuskan untuk meminjam setelah membaca beberapa kali di perpustakaan itu. Aku ingin membawa pulang agar bisa membaca dengan nyaman di rumah saat sabtu minggu misalnya. Dengan mengejutkan ternyata aku diijinkan. Aku mendapat special privilage. Nampaknya aku diijinkan karena si ibu penjaga perpustakaan melihat aku adalah salah satu anak yang cukup rajin mondar-mandir ke perpustakaan. Masa SMA adalah masa akil balig kebanyakan siswa. Kebanyakan orang lebih memilih pacaran atau main basket. Aku pun main basket (aku tidak pacaran) dan aku juga sangat senang ke perpustakaan.

Setelah mendapat buku Fisika itu aku merasa menjadi siswa paling ganteng. Aku langsung bawa pulang dan membacanya. Meski sudah membaca sekilas di perpustakaan, aku belum terlalu menyelaminya. Sesampai di rumah aku membaca.. dan aku bingung. Wajar saja, itu buku Fisika untuk universitas. Dan aku baru kelas 1 pada saat itu. Namun dari situ aku semakin merasa suka buku. Aku juga merasa harus bisa lebih pintar, meski hingga detik itu aku gamang tak tahu harus bertanya dan meminta nasehat pada siapa untuk belajar dengan baik.

Saat kelas 3 aku les Nurul Fikri di Kramat Jati Jakarta dan Les LIA bahasa inggris di Bogor. Aku les nurul fikri setiap selasa dan kamis jika tak salah. Aku les lia di bogor setiap sabtu. Sepulang les lia aku selalu senang, sebab bisa mampir ke toko buku gramedia pajajaran. Pada saat masa kelas 3 itu ada satu buku yang benar-benar aku ingin beli. Quantum Learning. Namun hingga kelas 3 berakhir dan hampir masuk kuliah, aku tak pernah kesampaian membelinya, karena aku tak pernah punya cukup uang pada waktu itu. Jika tak salah harganya sekitar 70 ribu pada waktu itu.

Kira-kira itu adalah kisah hingga SMA. Nanti kita sambung lagi.

PS: I love you

Saturday, June 16, 2012

Dear wifey - Buku 2

Dear Bunda,

Cerita ini melanjutkan kisah tentang aku dan buku. Masuk SMP aku akhirnya mengenal perpustakaan. Perpustakaan secara formal. Namun perpustakaan di SMP negeri di daerah (meski cuma 2 jam dari ibukota negara) tentunya tak terlalu bisa banyak diharapkan. Sebagian besar koleksi perpustakaan adalah buku-buku pelajaran yang hambar. Memang ada beberapa novel-novel klasik. Jika tak salah di SMP inilah aku mulai membaca novel-novel klasik Indonesia. Yang paling aku ingat adalah Siti Nurbaya dan Salah Asuhan. Bahkan aku masih cukup ingat sebagian kecil cerita Salah Asuhan. Aku juga ingat ada suatu masa ketika perpustakaan mendapat banyak koleksi buku-buku baru. Salah satu buku yang masih cukup membekas dalam ingat hingga kini adalah kisah-kisah teladan Islam. Aku lupa judul tepatnya. Bukunya berukuran kecil, pocket size. Ada 30 jilid. Kisah teladannya disampaikan dengan cara yang cukup humoris.

Salah satu cerita yang masih aku ingat, kurang lebih ceritanya seperti ini, pada suatu masa seorang ulama datang ke sebuah daerah yang meski penduduknya yang belum beragama. Penduduk di sana sedang mengeluhkan banyaknya pencurian di kampung mereka. Lalu penduduk meminta nasehat agamis pada ulama dalam menangani masalah ini. Penduduk sana sangat percaya mantra dan hal-hal gaib. Penduduk tersebut berjanji jika masalah pencurian ini berhasil diatasi mereka akan memeluk Islam. Akhirnya dengan cerdas, ulama memberikan ajaran mantra panjang yang harus diucapkan sambil berteriak-teriak dari jam 10 malam hingga jam 4 pagi sambil mengelilingi rumah selama 30 hari. Karena sebagian besar penduduk ini sudah terlalu terbodohi dengan klenik, mereka percaya begitu saja. Tentu saja akhirnya 30 hari ke depan pencurian yang sebelumnya banyak terjadi langsung hilang seketika. Karena sebenarnya penduduk melakukan ronda sambil berteriak-teriak tanpa mereka sadari. Sang ulama pun tak bermaksud untuk mempermainkan penduduk. Ulama itu pun akhirnya menyampaikan apa maksudnya. Bahwa segala sesuatu itu harus ada ikhtiarnya. Termasuk dalam menangani masalah pencurian tersebut. Para penduduk pun insyaf dan sebagian besar memeluk Islam.

Balik lagi ke cerita SMP. Di SMP, anak kelas satu bisa mengikuti kegiatan di luar kelas seperti pramuka, PMR, OSIS, menjaga perpustakaan dan menjaga koperasi. Anak kelas satu biasanya harus memilih antara menjadi petugas perpustakaan versus petugas koperasi. Aku memilih menjadi petugas koperasi ,selain menjadi pramuka juga. Saat kita menjaga perpus atau koperasi kita akan mendapat jadwal tugas satu kali dalam satu minggu. Berhubung anak kelas satu masuk siang dari jam 1 sampai jam 5, kami akan menjaga perpus atau koperasi di pagi hari dari jam 7 hingga jam 12 siang. Petugas koperasi tugasnya menjaga koperasi sekolah. Koperasi sekolah menjual beberapa kebutuhan sekolah seperti buku, alat tulis dan makanan minuman ringan. Dalam setiap tugas jaganya kami harus melaporkan hasil penjualan selama kami berjaga. Di sisi lain, petugas perpustakaan tugasnya menjaga perpus. Melayani peminjaman buku dari para siswa-siswa lainnya. Aku lebih memilih menjadi petugas koperasi karena dari dulu aku suka nyemil. Namun justru aku cukup rajin ke perpustakaan juga. Saat tidak menjaga koperasi, aku suka datang lebih awal dari jam sekolah siang, untuk nongkrong sebentar di perpustakaan. Saking seringnya aku nongkrong pada akhirnya aku mendapat piagam siswa gemar membaca. Sebab di perpustakaan ada semacam guest book, di mana kita mengisi nama kita bila datang ke perpustakaan. Secara statistik kebetulan aku paling banyak mengisi guest book. Padahal sebenarnya ke perpustakaan pun aku tak selalu baca. Kebanyakan malah nongkrong atau mengerjakan tugas. Tapi maksud dari piagam tersebut sebenarnya memotivasi siswa-siswa lain untuk lebih rajin datang ke perpus juga. Aku sudah lupa masalah piagam tersebut hingga pada suatu hari bunda menemukannya di koper dokumen aku.

Sementara cerita sampai di sini, Insya Allah nanti aku lanjut lagi. Oh ya aku selesai baca The Vow barusan.

PS: I love you

Friday, June 15, 2012

Dear wifey - Recovery

Dear Bunda,

Saat shalat aku ga sekedarnya kok. Aku juga shalat bukan sekedar karena disuruh bunda. Aku shalat karena memang shalat. Lagi pula aku ingin berusaha untuk istiqamah. Jika dalam beberapa hari ini kadar semangatnya benar-benar menurun itu karena sisi manusiawi aku muncul. Manusia itu tidak flat. Kadang naik kadang turun. Kadang semangat kadang tak semangat. Kadang senagn kadang sedih. Aku pun biasanya akan tidak shalat sunah jika memang benar-benar malas. Seperti tadi pagi misalnya. Aku juga sadar, berhenti berdoa setelah merasa doanya belum dikabulkan adalah hal yang salah. Hal yang baik itu harus sedikit "dipaksa" untuk dibiasakan.

Sebenarnya aku tak mau sisi lemah aku ini terlalu terlihat, apalagi di depan istri aku. Namun setiap kali bunda bertanya apa ada yang mau aku ceritakan, sering membuat aku akhirnya menjadi seperti ember bocor. Aku tak bisa tidak cerita pada bunda jika diminta. Namun aku malah menjadi semakin malu. Semakin terlihat betapa aku ini tidak persisten. Mudah kalah dan mudah menyerah. Secara teori aku ingin tidak mudah menyerah. Secara teori aku ingin terus mencoba berkali-kali dengan berbagai strategi untuk menggapai apa yang aku mau. Namun pada praktiknya tidak semudah itu. Satu pikiran negatif dengan mudahnya menarik semua hal menjadi negatif. Aku sedang berusaha untuk mengalahkan itu.

Beruntunglah aku punya bunda yang tak pernah berhenti memberi semangat dan cerita. Aku jadi semakin malu lagi, sebab berkali-kali disemangati masih sering tak mengena. Insya Allah meski akan memakan sedikit waktu aku ingin semangat lagi. Aku ingin selalu membuat bunda bangga.

PS: I love you

Thursday, June 14, 2012

Dear wifey - Buku

Dear Bunda,

Aku tak tahu sejak kapan suka dengan buku. Definisi suka dengan buku versi aku adalah senang membeli dan mengkoleksi buku. Masalah dibaca atau tidaknya belum tahu. Meskipun pada kebanyakan kasus aku pasti baca, cepat atau lambat. Aku ga mau membuat bunda marah dengan boros membeli buku jika tak dibaca.

Kesenangan membaca ini sedikit banyak turun dari om aku, yang di Padang. You know lah. :D. Beliau mewariskan buku cukup banyak. Dari buku-buku hipnotisme, self development hingga buku tentang servis motor. Oleh karena itu aku sudah familiar dengan nama-nama seperti Dale Carniege, Norman Vincent Pale dan Napolleon Hill sejak lama. Bahkan banyak dari buku-buku warisan itu yang aku baca hingga tuntas. Oh ya sebagian besar dari buku-buku warisan tersebut masih menggunakan ejaan lama.

Sejak SD aku sudah sering mampir ke toko buku saat belanja baju lebaran bersama mama di bulan ramadhan. Buku-buku pada waktu itu adalah buku-buku ringan pengetahuan alam yang penuh gambar. Buku tentang helikopter, semut atau hal-hal menarik lain seperti listrik dan pengetahuan alam. Oh ya matuo dulu juga punya banyak buku-buku pengetahuan menarik. Salah satu yang menarik perhatian aku adalah buku tentang luar angkasa. Oleh karena itu saat SD aku mendeklarasikan diri bercita-cita menjadi astronot. Aku terinspirasi dengan Neil Armstrong yang konon sudah menginjakan kaki di bulan.

Balik lagi ke SD, menjelang lulus kelas 6 akhirnya SD aku mendapat hibah koleksi buku untuk perpustakaan. Ada dua buku yang ceritanya masih aku ingat hingga sekarang. Aku lupa judulnya. Buku pertama adalah novel tentang perjalanan seorang ayah dan anak ke Sumatera Barat dari Jawa dengan latar waktu tahun 90-an. Untuk bunda tahu dulu naik pesawat itu sangat mahal. Satu-satunya transportasi paling masuk akal dari jawa ke sumatera adalah via darat. Novel ini menceritakan perjalanan beberapa hari beberapa malam baik bus umum ke Sumbar. Diceritakan hutan-hutan lebat yang dilalui, masak makanan di pinggir jalan hingga pertemuan dengan suku primitif di Jambi. Ceritanya masih cukup menempel di kepala aku.

Novel kedua adalah tentang perjuangan sebuah keluarga untuk menaikan tingkat ekonomi. Mereka mulai berdagang dan melakukan banyak hal. Namun setiap usaha yang dilakukan selalu gagal. Mulai dari kerampokan hingga toko mereka yang terbakar. Akhirnya keluarga tersebut memutuskan bertransmigrasi. Di tempat baru meski harus berjuang lagi dari awal akhinya keluarga ini perlahan bisa bangkit. Terlihat jelas novel ini adalah bagian dari kampanye pemerintah untuk transmigrasi. Namun cara bercerita penulisnya cukup menarik hinga membuat aku membaca sampai tamat.

Sementara itu dulu kisah aku. Kita lanjut lagi besok.

PS: I love you

Wednesday, June 13, 2012

Dear wifey - Ridiculluous Pray

Dear Bunda,

Terkadang, aku suka berpikir. Aku sering egois dalam surat-suratku. Aku lebih banyak sibuk menceritakan tentang aku aku dan aku. Namun sebenarnya bunda bisa melakukan hal yang sama. Aku sering cemburu. Aku setiap hari menulis surat pada bunda. Tapi isiny biasa-biasa saja. Bunda sesekali menulis surat padaku. Tapi semua surat bunda luar biasa indah.

Masih melanjutkan surat semalam. Sebelum bunda bilang sebenarnya aku sudah melakukan apa yang bunda katakan. Aku merubah doa untuk bisa dipersatukan dengan bunda dengan cara apa pun. Terserah Allah. Bunda juga benar bahwa kita punya hak untuk meminta apa pun kepada Allah. Tak ada doa yang konyol seridicullous apa pun yang kita pinta. Insya Allah aku yakin ada jalan untuk kita bersama ba'da lebaran ini. Lagi pula aku jadi teringat kata-kata aku sendiri. Jika doa belum dikabulkan itu artinya mungkin Allah masib ingin aku berdoa terus. Mungkin Allah ingin menguji apakah aku masih akan rutin shalat malam? Atau bisa jadi juga mungkin Allah ingin agar aku bisa menabung untuk keluarga liliput kita ini agar dalam setahun ke depan kita sudah bisa beli rumah dan CRV putih untuk bunda. Wallahualam.

Aku sekali lagi ingin mengucapkan terima kasih untuk semua dorongan luar biasa yang bunda berikan.

Meski teredengar ridicullous aku ingin bilang, jemput aku di Frankfurt ba'da lebaran ini.

PS: I love you

Dear wifey - Ketika Tak Tahu Mau Berdoa Apa

Dear Bunda,

Kemarin sore aku mengalami sebuah perasaan aneh. Namun perasaan tersebut sudah familiar. Karena aku sudah mengalaminya berkali-kali. Rasanya tidak nyaman dan tidak enak. Itulah rasanya kebelumberhasilan (aku mencoba untuk tidak menyebut itu dengan kegagalan).

Perasaan anehnya itu mulai muncul saat aku shalat ashar. Seperti biasa ba'da shalat, sejak beberapa bulan ini, aku nyaris tak pernah langsung lompat dari sejadah. Aku pasti selalu berdoa dari kadar biasa hingga terkadang sampai sangat khusyu. Aku hanya ingin bercerita yang aku rasa. Bukan menyesali, bukan tidak ikhlas dan bukan untuk riya. Ada masanya ketika kadang aku pernah shalat hajat hingga 3 atau 4 kali sehari. Sejak beberapa bulan ini juga aku nyaris tak pernah lewat shalat malam. Biasanya aku awali shalat hajat 2 rakaat lalu dilanjutkan shalat tahajud 8 rakaat. Setiap selesai 2 rakaat shalat tahajud aku berdoa. Pagi hari sebelum berangat aku pun pasti selalu menyempatkan shalat dhuha, setidaknya 2 rakaat. Demikian juga, setelahnya aku berdoa. Biasanya aku berdoa template yang kata-katanya bahkan sampai aku sangat hafal karena aku ucapkan ucapkan 5 kali sehari dan lebih ditambah dengan shalat-shalat sunah tadi. Hampir tak pernah terlewat setiap shalat.

Sore setelah ashar kemarin ba'da shalat, tiba-tiba aku bingung mau melakukan apa. Aku bingung mau minta apa. Sebab aku merasa Allah sudah memberi apa yang aku pinta. Meskipun jawaban tersebut adalah versi less preferrednya dari yang aku mau. Aku bukan sombong tak mau berdoa lagi. Namun hingga tadi dini hari aku tak tahu harus berdoa apa lagi. Oleh karena itu tadi sempat segan bangun malam. Ini bukan sebuah kesombongan. Aku juga sadar ini semua bagian ujian mungkin Allah masih ingin melihat kesungguhan aku. Tak akan pernah ada cerita manusia yang tak butuh pada Tuhannya. Namun yang aku alami ini adalah kegamangan.

Sejak jauh hari aku sudah sadar konsekuensi dalam berharap. Ada 2 kemungkinannya. Harapan terkabul atau harapan tertunda. Sekuat-kuatnya aku mempersiapkan diri atas segala konsekuensi yang akhirnya muncul, seberusaha untuk ikhlas, tawakal dan tak kecewa, namun tetap saja rasa seakan tulang melumer dan otot seperti mengkerut itu aku rasakan lagi. Hanya saja kali ini aku lebih berusaha untuk menekan semua perasaan jelek yang muncul. Aku lebih berusaha mengalihkan ke sesuatu yang lain. Pergi ke perpustakaan. Mau mulai rutin menulis. Mau lebih banyak membaca. Tapi ada sedikit perasaan kecil yang menarik aku untuk berhenti bermimpi. Perasaan itu memanggil-manggil aku untuk berhenti mencoba. Semuanya terlalu melelahkan. Terkadang aku sedikit menyesal, kenapa harus diundang wawancara. Setidaknya jika tak diundang wawancara kekecewaannya mungkin tak sebesar ini. Namun aku tahu aku salah. Itu hanya sebuah perasaan jelek kecil yang muncul. Apa pun yang sudah terjadi dan yang akan terjadi ini yang terbaik. Seberat-beratnya semua yang sudah terjadi pun aku tetap tak ingin berhenti. Aku ingin terus mencoba lagi mengejar apa pun yang aku inginkan. Meski terkadang semuanya tak semudah di kata.

Bunda aku mau mengucapkan terima kasih untuk email bunda tadi pagi. Setiap surat bunda, meski pendek namun selalu menusuk relung hati aku. Kemarin sore semangat aku ada di level 5percent. Tadi pagi dini hari waktu singapura semangat aku hanya di level 2percent. Namun saat bunda berusaha membangunkan aku tak sengaja aku membaca email yang sudah bunda kirim. Seketika semangat aku naik setidaknya ke level 55percent. Terima kasih untuk dukungan tanpa henti yang selalu bunda berikan. Terkadang aku merasa malu sudah menjadi egois. Selalu diperhatikan bunda. Namun aku tak tahu apakah aku sudah memberikan perhatian yang layak pada bunda? Yang pasti dari waktu ke waktu cinta aku semakin besar padamu. Dari waktu ke waktu aku tak pernah ingin berpisah dari bunda di dunia dan akhirat.

PS: I love you

Tuesday, June 12, 2012

Dear wifey - Sore Haw Par Villa

Dear Bunda

Aku bingung mau share apa ya. Hehe. Aku tak akan terus berusaha untuk tak pernah lewat mengirim surat sekalipun.

Aku cuma pengen cerita mengenai senangnya aku dengan suasana halaman belakang teletech park. Aku sudah pernah sempat cerita pada waktu itu. Teletech Park sebagian besar bangunannya berupa kaca. Sebenarnya not friendly to environment. Gedung ini pun unik. Jika dari depan kita masuk lobi dari lantai satu. Namun jika ingin keluar ke belakang kita harus keluar melalui lantai 2. Sebab di belakang gedung ini ada undakan bukit yang akan menurun ke jalan raya di bawahnya.

Bukit Di belakang teletech park sebenarnya tidak terlalu terawat-terawat banget. Rumput-rumputnya banyak yang sudah agak panjang. Ada beberapa jajar dedaunan hijau dengan bunganya. Beberapa pohon kecil. Terkadang ada beberapa burung kecil yang suka mendarat lalu terbang lagi. Suasana paling indah saat sore menjelang maghrib. Matahari mulai turun dengan sorotnya yang melembut. Dari jauh ke selatan terlihat banyak sekali transpoter-transpoter raksasa yang biasa menaikturunkan kontainer dari dan ke kapal kargo. Sementara di sebelah bawah berjajar banyak sekali landed house elit bahkan dengan beberapa mobil eksotis yang terkadang parkir.

Sore ini setelah menikmati sebentar suasana itu aku pun langsung berjalan menuruni tangga teletech park yang sangat panjang. Untung saja jalannya menurun sehingga hampir tak perlu mengeluarkan tenaga. Sesampai di bawah aku pun memutuskan jalan kaki saja ke Haw Par Villa. Satu bus stop yang biasanya aku malas berjalan sore tadi aku justru malah ingin berjalan berbelas bus stop lagi. Sambil berpikir dan ingin mengatur strategi ulang atas mimpi-mimpi.

Tadiya aku mau menulis puisi cerita tentang ini. Tapi karena terlihat jelek aku hapus lagi. Nanti akan kukirim jika sudah bisa menulis puisi yang bagus. Di malam ini aku hanya ingin bilang aku sayang banget pada bunda. Jangan pernah jauh dari aku dan jangan pernah tinggalkan aku.

PS: I love you

Sunday, June 10, 2012

Dear wifey - Sport Guy

Dear Bunda,

Aku adalah tipikal orang yang suka beda dengan orang kebanyakan. Sebagai contoh, dari dulu, ga tahu kenapa aku ga suka bola seperti anak-anak cowok lainnya. Baik main atau nonton. Salah satu masa saat aku ingat pernah suka main bola adalah sebelum kelas 5 SD. Dulu aku masih tinggal numpang matuo di Jakarta dari kelas 2 hingga kelas 4 SD. Di kompleks sana dulu banyak teman-teman seumuran. Kami sering main bola setiap sore di kompleks perumahan. Kami gunakan dua sendal sebagai pembatas gawang. Ada kalanya kami bermain di lapangan sepak bola beneran yang ada di tengah kompleks. Namun jika main lapangan penuh, biasanya kami suka ngos-ngosan mungkin karena badan yang masih seukuran anak kelas 2 SD. Lebih sering jika di lapangan bola, kami hanya main menggunakan setengah lapangan bola. Dan lagi menggunakan 2 sendal sebagai penanda gawang.

Kelas 5 SD aku pindah ke Jonggol. Hingga kelas 6 aku masih suka main bola. Apalagi tak jauh dari rumah Jonggol ada lapangan sepak bola yang cukup besar. Aku pun terkadang main bola setelah jam olahraga di lapangan sekolah dekat SD.

Masuk SMP aku hampir tak pernah main bola lagi. Tapi sejak SMP aku mulai sesekali suka berenang. Masuk SMA bisa dibilang sudah tak pernah main bola sama sekali. Namun di SMA ini aku mulai sangat rutin berenang. Aku juga mulai sering main basket sepanjang SMA. Sejak SMA juga aku rajin sekali jogging. Hampir setiap hari. Aku berangkat jam 5 pagi. Lari sekitar 3 Km ke pom bensin dekat tugu tegar beriman. Arah baliknya aku jalan kaki. Aku rutin terus jogging hingga kuliah dan bahkan hingga kerja. Meski frekuensinya tak sebanyak masa awalnya. Saat SMA. Momen jogging ini juga adalah salah satu kesempatan PDKT dengan gebetanku tak jauh dari rumah. :p. Saat pulang jogging aku selalu mempaskan waktu ketika si gadis ini biasanya dalam jadwal nyapu-nyapu halaman rumah. Kebetulan jalur joggingku melewati rumah dia. Saat kebetulan sapu-sapu maka kami pasti ngobrol di depan pagar rumahnya sambil ia masih memegang sapu lidi. Hehe. Tapi itu masa lalu kok. :p.

Balik lagi ke bola. Ketika aku bilang tak terlalu suka main bola, demikian juga aku tak suka sama sekali menonton bola. Membosankan. Pernah ada masa ketika aku mencoba memaksakan untuk suka. Misalnya saat world cup. Tapi tetap saja. Tak suka. Meski dipaksakan.

Nanti saat bunda ke Singapura kita sama-sama olahraga ya. Aku akan jemput bunda di Changi. Demikian juga jemput aku di Frankfurt. Kita pun akan tetap rajin exercise (selain di kasur) di jerman yang dingin.

PS: I love you

Saturday, June 9, 2012

Dear wifey - In Time

Dear Bunda,

Di mesjid dekat rumah Jonggol, mereka sepertinya hanya punya tak lebih dari 5 koleksi khutbah Jumat. Sehingga seumur hidup aku di situ biasanya terus mendengar khutbah jumat yang sama lagi dan lagi. Maka dari itu aku sampai cukup hafal beberapa khutbah tersebut bahkan hingga intonasi suara dari pembaca khutbahnya. Salah satu potongan khutbah yang sering teringat di kepala aku adalah saat khatib menceritakan hidup di dunia ini terasa cepat, hari berganti, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Semua terasa cepat salah satunya karena pertanda kita betah hidup di dunia. Oh ya, potongan cerita itu sudah aku terjemahkan, sebab khutbah aslinya dalam bahasa sunda.

Salah satu surat pertama yang aku kirim pada bunda adalah rasa waktu yang berjalan lambat sejak bunda berangkat ke Jerman. Hal tersebut masih benar adanya hingga sekarang. Namun cerita khutbah tersebut juga terasa benar adanya. Contohnya, hari ini adalah 10 Juni hari ketika pengumuman undangan wawancara beasiswa kominfo tahun 2011 lalu. Pengumuman yang kemudian akan merubah hidup kita berdua selamanya. Takdir itu adalah rentetan kejadian yang terkesan terlihat acak padahal sebenarnya takdir memiliki runtutan yang sangat teratur. Dari runtutan pengumuman wawancara beasiswa, Def mention nama-nama kita di facebook, aku mengirim message ke bunda hingga akhirnya kita duduk bersebelahan saat psikotest adalah kisah takdir yang kemudian membuat kita seperti sekarang. Waktu pun berjalan cepat karena kira-kira hari ini tepat satu tahun setelah trigger pertama yang menghantarkan kita menemukan jodoh masing-masing. Satu tahun yang terasa seperti kemarin.

Dari dulu aku selalu suka film-film science fiction yang bercerita tentang penjelajahan waktu. Salah satu yang paling berkesan, bahkan hingga kini adalah Back to the future trilogi. Namun dari semua penemuan teknologi masih menjadi perdebatan sengit mengenai kemungkinan penjelajahan waktu. Bahkan science pun menaruh perhatian yang mendalam mengenai hal ini. Salah satu pendapat yang menjadikan alasan kenapa penjelajahan waktu itu tak mungkin adalah jika penjelajahan waktu itu ada seharusnya saat ini sudah banyak turis yang datang dari masa depan. Namun sepertinya tak pernah ada atau jika pun ada mereka benar-benar bersembunyi. Moral dari situasi ini adalah, waktu merupakan suatu resource yang irreversible. Setelah digunakan (baik dengan pemanfaatan yang baik atau diboroskan dengan melakukan hal-hal tak berguna) waktu tak pernah kembali. Dari dulu aku selalu suka film-film science fiction yang bercerita tentang penjelajahan waktu. Salah satu yang paling berkesan, bahkan hingga kini adalah Back to the future trilogi. Namun dari semua penemuan teknologi masih menjadi perdebatan sengit mengenai kemungkinan penjelajahan waktu. Bahkan science pun menaruh perhatian yang mendalam mengenai hal ini. Salah satu pendapat yang menjadikan alasan kenapa penjelajahan waktu itu tak mungkin adalah jika penjelajahan waktu itu ada seharusnya saat ini sudah banyak turis yang datang dari masa depan. Namun sepertinya tak pernah ada atau jika pun ada mereka benar-benar bersembunyi. Moral dari situasi ini adalah, waktu merupakan suatu resource yang irreversible. Setelah digunakan (baik dengan pemanfaatan yang baik atau diboroskan dengan melakukan hal-hal tak berguna) waktu tak pernah kembali.

Akan menjadi tak terasa saat kita terus berdua menempuh bahtera rumah tangga kita pun akan sama-sama menjadi lebih dewasa dan tentu saja menjadi tua dan kemudian meninggal saat ajal tiba. Dalam perjalanan tersebut kita akan membeli rumah pertama kita, membeli kendaraan untuk aktivitas kita, menabung, membesarkan anak-anak kita dan waktu terus berjalan. Hingga dalam momen yang tak terasa saat kita berdua melihat cermin mungkin kita suatu hari sadar bahwa wajah dan fisik kita tak sama persis seperti saat kita pertama kita kenal di wawancara kominfo, saat kita pertama akad nikah yang sangat khusyu di 19 November. Cepat lambat kita akan menjadi tua. Namun meski fisik berubah aku tak pernah ingin hati kita berubah. Biarkan hati kita berubah untuk menjadi sesuatu yang lebih baik biarkan rasa saling cinta kita bertambah.

Salah satu surat al quran yang aku cukup ingat artinya adalah Al Asr. Surat pendek yang maknanya sangat dalam. Demi masa. Sesungguhnya manusia kerugian. Kecuali orang yang beriman dan beramal shaleh dan nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

Semoga kita berdua terus seperti itu. Akhirnya, seperti lagu Adam Sandler yang pernah bunda share di awal kita kenal, I always wanna grow old with you. Spending all my time just with you.

Jemput aku di Frankfurt September 2012 minggu kedua atau ketiga. Takdir itu biasanya berawal dari trigger kecil semisal kebetulan duduk berdampingan saat psikotest. Namun cerita lanjutnya harus selalu diperjuangkan. Aku ingin kesempatan bisa belajar di Jerman bersama istri menjadi salah satu bagian dari takdir hidupku.

PS: I love you

Friday, June 8, 2012

Dear wifey - Future home setelah lulus kuliah

Dear Bunda,

Akhirnya minggu ini nampaknya rutinitasku kembali normal. Senin sampai Jumat kerja dan Sabtu Minggu libur. Seperti dua surat aku kemarin beberapa hari pertama semua nampak lancar. Aku juga mulai beradaptasi dengan baik. Sebenarnya untuk pengalaman kerja 4 tahun dan sudah 4 kali pindah bukan sesuatu yang membanggakan :p.

Aku bermental rehearsal beberapa tahun dari sekarang. Kita akan tinggal di sebuah rumah nyaman. Jika pun kita tetap tinggal di pusat, namun kita akan mempunyai rumah yang enak dan perjalanan yang tidak sumpek ke tempat beraktivitas. Kita bangun sebelum shubuh. Sama-sama shalat malam. Terus mengaji dan mengobrol sharing ringan hingga menjelang shubuh. Setelah shubuh kita akan jogging keliling kampung. Sesekali kita beli nasi uduk dengan bala-bala. Atau kita akan berdua membuat sandwich setelah jogging. Setelah itu kita mandi bareng dan saling menggosok punggung kita. Setelah mandi kita dandan dan berangkat kantor!! Akan ada hari di mana kita berangkat kantor dengan Kawasaki ER6-F merah punya ayah. Ayah drop bunda di kantor bunda. Akan ada hari di mana ayah yang menumpang mobil BMW X7 putih punya bunda. Bunda akan drop ayah di stasiun lalu bunda lanjut nyetir ke kantor sementara ayah sambung kereta. Atau juga akan ada hari di mana kita sama-sama naik angkutan umum. Berdua. Seperti yang selalu kita lakukan.

Seharian kita bekerja. Sore hari kita bertemu lagi. Entah bunda yang jemput atau gantian aku yang jemput. Setelah kerja sesekali kita akan dinner di tempat yang enak. Aku suka banget Sushi Tei :p. Atau sesekali kita akan nonton film romantis. Atau sesekali kita akan pergi ke pinggir laut untuk makan sea food sambil melihat laut di malam hari. Atau sesekali kita akan Karoke seperti yang dulu kita lakukan. Atau sesekali kita akan berkumpul dengan teman-teman. Atau sesekali kita akan langsung pulang dan nonton DVD atau Blueray di rumah saja.

Sampai rumah kita mandi bareng lagi. Masak makan malam berdua. Dinner romantis selalu. Membaca buku bagus sambil bunda berbaring di pangkuan aku. Nonton TV bareng di karpet tebal di tengah rumah kita. Menjelang malam kita ke kamar. Melakukan banyak hal di kamar (you know what I mean ;)). Istirahat dan keesokan harinya menikmati hari lagi yang selalu berwarna.

Rutinitas tentunya akan sedikit diadjust saat anak-anak kita sudah banyak. Di mana pun itu dan kapan pun itu aku selalu ingin berdoa agar rumah tangga kita selalu barakah. Rumah tangga sakinah mawadah warrahmah. Cinta dan rukun tanpa ujung. Saling menghormati dan menjaga. Tak pernah saling bosan. Saling belajar dan mengingatkan. Selalu hot. Terus bercanda dengan penuh senyuman ceria. Selalu mendidik anak dengan teladan dan penuh cinta. Terus mengejar semua mimpi-mimpi kita. Terus menandai tempat-tempat yang sudah kita kunjungi di poster peta dunia di kamar tidur kita. Uang bukan segalanya namun justru kita tak mau dikontrol dengan uang melalui cara membuat uang bekerja untuk kita. Itu semua adalah mental rehearsal. Aku akan membuat mental reahearsal yang lebih bagus sehingga terasa nyata dan juga akhirnya dapat terwujud dengan nyata.

Jemput aku di Frankfurt September 2012 ini. Minggu kedua atau ketiga. Bunda pakai baju merah. Aku pun akan pakai setelah merah. Sepatu kets merah baru. Jumper merah. Kacamata lensa merah. Backpack merah. Koper travel 4 roda america tourister atau samsonite warna merah.

PS: I love you

Dear wifey - Tangga Teletech Park

Dear Bunda,

Hari ini hari ketiga di Fujitsu. Sejauh ini semua berjalan dengan baik dan semua berjalan menyenangkan. Rutinitas aku setiap hari adalah bangun lebih pagi dari biasanya dan juga berangkat lebih pagi dari biasanya. Selesai mandi dan berpakaian lebih formal dari biasanya (kecuali Jumat) aku langsung keluar dari rumah memakai sepatu yang lebih formal dari biasanya (kecuali Jumat). Keluar rumah kemudian langsung masuk lift turun dari lantai 11 ke ground level. Keluar lift, melewati pagar apartemen dan berjalan sekitar 5 menit menuju Farrer Park MRT. Di Farrer Park MRT pada saat rush hour pagi semua kereta menuju ke selatan pasti penuh sesak, setidaknya sampai Douby Ghout di mana kereta memuntahkan sebagian besar penumpangnya yang terpecah ke jalur merah dan kuning. Dari Farrer Park ke Dhouby Gout cuma 2 stasiun. Dari Dhoby Gout ke terminal Harbor Front cuma 4 stasiun jadi dari Farrer Park ke ujung selatan jalur ungu cuma melewati 6 stasiun. Farrer Park itu NE8 jika kita bandingkan dengan Hougang yang NE14 cukup terbayang cukup jauh dulu kita tinggal.

Sampai Harbour Fron transit ke jalur kuning sangat dekat. Naik tangga jalan, berjalan tak lebih dari 20 meter kemudian turun tangga. MRT kuninga siap meluncur melingkari tengah Singapura (makanya di sebut Circle line) dari Harbour Front kemudian meliuk kembali ke Dhouby Gout (tapi ini melalui sekitar 28 stasiun meski dari Harbour Front ke Dhouby Gout itu dekat sekali). Dari Harbour Front ke kantor aku turun di Haw Par Villa, 4 stasiun setelahnya. Namun jarak antar stasiun circle line biasanya tidak terlalu jauh. Haw Par Villa sendiri sebenarnya nama sebuah kuil china yang di dalamnya katanya mereka membangun suasana neraka. Jadi di dalamnya ada patung-patung dan gambar-gambar suasana neraka.

Dari Haw Par Villa ke kantor bisa naik bus. Sebenarnya dari Haw Par Villa juga ada shuttle bus masuk ke dalam science park 2. Tapi aku belum sempat coba. Kalau naik bus umum cuma 1 bus stop jika turun di belakang kantor. Atau turun 3 bus stop terus menyebrang dan naik bus umum turun 2 bus stop kemudian di depan gedung teletech park dalam science park 2 di mana Fujitsu berasa. Jangan terkecoh dengan nama Science Park 2. Dulu aku juga berpikir ini semacam taman wisata hiburan. Namun ini adalah kompleks perkantoran. Di dalamnya ada mungkin sekitar belasan gedung. Namun gedungnya tidak tinggi-tinggi, maksimal 5 atau 6 lantai. Jarak antar gedung pun berjauhan. Di antara gedung-gedung tersebut banyak sekali pepohonan, danau dan bahkan air terjun buatan.

Teletech Park sendiri berlantai 3. Sebenarnya di gedung ini ada banyak tenan. Namun hanya Fujitsu yang memasang logo besar di luar gedung. Fujitsu sendiri menempati sebagian besar lantai 3. Meski gedungnya besar, namun justru banyak ruang kosong dan lorong-lorong kaca tempat duduk-duduk yang lucunya tidak dioptimasikan untuk disewakan. Namun dampak positifnya gedung jadinya terasa lapang dan tidak sumpek.

Kita kembali lagi ke Haw Par Villa. Dari Haw Par Villa ke gedung teletech park sebenarnya sangat dekat. Teletech Park sendiri berdiri persis di belakang Haw Par Villa. Hanya saja jika naik bus melalui jalan besar kita harus memutar. Jika mau jalan, ada sebuah tangga curam yang sangat terjal dekat dari Haw Par Villa langsung sampai belakang Teletech Park. Jika jalan ke tangga ini dari stasiun sekitar 4 menit. Jika malas jalan naik bus tak sampai 2 menit sebab hanya satu bus stop. Aku belum pernah menghitung namun aku memperkirakan ada 50 anak tangga masing-masing setinggi setengah dengkul untuk sampai ke puncak. Di kiri kanan ada pegangan besi jika kita cukup merasa kecapean. Sudah 2 hari ini aku iseng naik tangga itu. Benar saja sampai puncak hampir kehabisan nafas.

Saat sampai puncak itulah halaman belakang teletech park dengan banyak rumput dan pohon-pohon bunga yang aku tak tahu namanya. Dari puncak ini pula kita bisa melihat laut di arah selatan dan banyak mesin kargo di sana. Suasana akan terlihat bagus di sore hari. Saat matahari mulai turun dan aku hendak pulang. Sebab, jalan pulang ke tangga terjal itu adalah menurun saat pulang.

Jemput aku di Frankfurt september ini setelah aku menjemput bunda di Changi agustus ini. Saat di Singapura mungkin aku akan mengajak bunda sesekali menanjak tangga teletech park. Saat di Jerman bunda mungkin bisa mengajak aku menanjak ke tempat bunda biasa fotokopi. :p

PS: I love you

Wednesday, June 6, 2012

Dear wifey - Fujitsuer

Dear Bunda,

Pagi ini indah seperti biasanya. Meski matahari belum terlalu terik aku sudah keluar apartemen. Dulu saat masih di keane saat keluar apartemen matahari sudah cukup panas. Biasanya aku keluar rumah dengan berkaca mata hitam saat berangkat kerja. Sejak masuk Fujitsu kemarin aku berangkat lebih pagi. Masih tahap adaptasi dan ingin selalu improve dalam pekerjaan dari waktu ke waktu.

Suasana berangkat ke Fujitsu berbeda dengan saat ke Keane. Ke technopark lebih enak naik bus. Cukup naik satu kali duduk dan sampai. Namun ke Science Park 2 (tempat Fujitsu berada) lebih enak menggunakan MRT. Naik purple line sampai mentok di harbour front lalu pindah ke circle line turun di Haw Par Villa. Dari situ bisa jalan 5 menit untuk sampai ke kantor. Kemarin ngobrol-ngobrol dengan anak-anak Fujitsu ternyata ada juga shutfle bus dari harbour front. Mungkin akan aku coba-coba nanti. Dengan metode transportasi seperti sekarang aku bisa sampai kantor dalam waktu 5 menitan. Not bad lah apalagi jika dibandingkan saat kerja di Jakarta dulu yang bisa menghabiskan waktu hingga 3 jam setengah di jalan.

Bunda maafkan ayah tadi pagi ya. Tadi pagi ngantuk dan capek banget. Jika ada kata-kata atau nada ayah yang membuat bunda tersinggung ayah minta maaf. Ayah benerab ngantuk tadi pagi. Untuk masalah tiket Surabaya nanti sama-sama kita cari lagi ya di waktu yang lebih tepat. Kalau ayah bisa dapat beasiswa ayah akan resign per akhir agustus. Sehingga kita bisa cukup waktu berkualitasi bersama untuk mengunjungi tempat-tempat menarik. Ayah ga sabar ketemu bunda agustus ini.

Setelah aku jemput bunda di changi agustus ini, bunda juga jemput ayah di Frankfurt ya bulan september.

PS: I love you

Tuesday, June 5, 2012

Dear wifey - Orisinalitas Ide

Dear Bunda,

Bunda sayang hari ini kita akan melanjutkan pembahasan kemarin mengenai konversi ide menjadi action. Hari ini kita akan lanjut ke topik ada kalanya kita tidak mau mengkonvert ide menjadi action oleh karena hal-hal tertentu. Misalnya yang paling utama, kita merasa ide kita sudah diimplementasikan orang lain.

Salah satu pengalaman nyata dari contoh kasus tadi adalah saat sekitar tahun 2006 aku pernah ikut lomba Indonesa Mobile-Comm Creativity Contest di ITS. Pada waktu dengan modal iseng kirim proposal aku bisa tembus menjadi finalis. Ide konsep yang aku buat adalah membuat SMS gateway jadwal shalat. Orang cukup mengirimkan query tertentu semisal Shalat spasi Bogor untuk mendapat jadwal shalat pada hari tertentu ke sistem yang aku buat. Nanti setelah sistem menerima query itu sistem akan merespon jadwal shalat lima waktu kembali ke nomor pengguna. Saking semangatnya dari pengetahuan Java nol aku bisa menyelesaikan sistem tersebut dalam waktu satu bulan saja dengan disambi kegiatan utama perkuliahan dan agak kurang tidur. Pada waktu menjelang deadline di mana aku sudah siap-siap berangkat ke Surabaya, tiba-tiba dosen yang aku daulat menjadi dosen pembimbing aku memanggil. Dia menunjukan sebuah box iklan kecil di majalah sabili. Iklan tersebut adalah nomor sms 4 digit servis sms jadwal layanan shalat. Tentu saja aku shock. Sebab aku yang sebelumnya merasa ide yang hendak aku buat adalah orisinil teryata sudah ada yang bikin. Pada waktu itu saking betenya aku sampai sedikit berpikir untuk mengundurkan diri dari lomba saja. Untung saja hal tersebut tidak terjadi, aku tetap cuek bebek menyelesaikan semuanya. Berangkat ke Surabaya dan presentasi. Meski pada akhirnya tidak menang juga sih.

Lesson learned dari kejadian itu adalah di dunia ini tidak ada sesuatu yang original. Semuanya itu adalah hasil kombinasi dan modifikasi. Demikian juga dalam hal implementasi ide. Baik di dunia bisnis atau di mana pun. Hal yang perlu kita lakukan adalah diferensiasi.

Dari buku get rich click yang aku baca kemarin ada bagian yang menekankan begitu banyak orang yang mampet tidak mau mengimplementasikan ide yang ia punya (dalam hal ini adalah ide bisnis) karena ia sadar ternyata idenya sudah ada yang mengimplentasikan. Misalnya ingin buat social networking site baru namun sudah terlalu banyak social networking site di internet. Ada facebook, ada google+. Mau buat game android yang booming namun demikian juga sudah banyak game yang bagus di android.

Jawaban menarik diberikan oleh penulis dalam mengkonter attack pemikiran tersebut. Jika seandainya setiap orang berhenti mengimplemnetasikan ide hanya karena merasa idenya sudah ada yang membuat maka dunia akan menjadi tempat yang sangat membosankan. Cuma akan ada satu merk mobil. Cuma akan ada satu merk sepatu. Cuma akan ada satu brand asuransi. Dan sebagainya. Jangan pernah berhenti dalam mengimplementasikan ide. Cari keunikan dari ide kita dan bersaing dalam kompetisi yang sehat dengan ide orang lain yang serupa dengan kita.

Semoga email hari ini tidak membosankan dan semoga bunda bisa dapat poinnya.

Jemput aku di Frankfurt pada September ini. Aku ingin kita sama-sama bisa terus saling belajar.

PS: I love you

Monday, June 4, 2012

Dear wifey - Action Oriented

Dear Bunda,

Hari ini bangun jam 10. Padahal tadi pagi aku tidak terlalu mengantuk. Padahal aku juga sudah set alarm jam 9. Semoga besok saat mulai kerja tidak bangun kesiangan :p.

Aku ingin sharing lagi satu konsep menarik yang aku share dari buku. Ada satu hal penting yang membedakan antara orang yang sukses dengan yang biasa saja. Orang sukses adalah orang yang mampu mengkorvesi ide menjadi aksi dengan segera. Misalnya, setiap orang pasti mau sukses. Setiap orang pasti punya mimpi. Namun hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengkonversi mimpinya menjadi aksi nyata pada dalam hari pertama sejak mimpi tersebut keluar. Sementara kebanyakan orang hanya berhenti pada taraf berkhayal dan berharap terjadi (seperti kata haji Rhoma Irama) hujan duit.

Aku pun harus sadar dan mengaku bahwa aku masih dalam taraf lebih sering berkhayal dari pada action. Misalnya ingin menulis buku dan ingin belajar dagang (yang baru aku oceh-ocehkan kemarin). Tapi sedikit-sedikit sudah mulai sadar diri untuk bisa memberondong kebiasaan tersebut menjadi lebih action oriented. Tanpa action berapa banyak pun ide yang muncul ilmu konsep yang kita pelajari dari membaca buku akan sia-sia. Ilmu tanpa amal is nothing.

Untuk bisa mengkonversi ide menjadi action tentunya tidak mudah. Harus dibiasakan dan istiqamah. Pembiasaan akan merubah kita dalam melakukan sesuatu itu menjadi automated. Bayangkan menyetir mobil. Saat masih belajar kita masih harus mencurahkan pikiran dalam melakukan setiap action. Masih mikir saat mengatur kopling, saat memindah persneling. Bahkan kadang-kadang masih harus melihat ke bawah takut salah injak pedal rem, throtle atau kopling. Saat sudah biasa, kita akan melakukan hal-hal tadi hampir tanpa berpikir. Tentu saja hal ini akan sangat bermanfaat untuk diterapkan pada hal-hal positif. Misalnya menjadi action oriented tadi. Pada tahap-tahap awal kita akan mikir saat hendak menjadi action oriented. Dengan pembiasaan kita akan menjadi automated. Tanpa harus mikir kita akan terbiasa untuk mengkonversi setiap ide menjadi action tanpa harus kebanyakan berkhayal.

Hal penting untuk menjadi action oriented (dan hal-hal positif lain) adalah istiqamah. Konsistensi dan kesinamnungan adalah hal yang penting. Bayangkan sales suatu perusahaan yang hanya bagus di awal saja. Namun menurun ke belakang-belakang. Dapat dipastikan perusahaan akan cepat gulung tikar. Demikian juga dalam menjadi action oriented. Harus bisa istiqamah dari awal hingga akhir. Namanya manusia memang by nature akan mudah bosan. Semangat di awal namun akan menurun di belakang. Inilah pentingnya interaksi kita sebagai mahkluk sosial dengan orang-orang terdekat. Misalnya antara suami istri seperti kita sekarang. Adalah tugas penting bagi kita masing-masing untuk selalu mendorong dan menyemangati agar masing-masing kita selalu isqtiqamah dalam melakukan setiap hal yang baik.

Proses konversi ide menjadi action pun akan menemui banyak tantangan. Insya Allah akan kita bahas besok ya. :p

Tunggu aku di Franfurt beberapa minggu lagi. Semoga kita bisa terus saling belajar ya.

PS: I love you

Sunday, June 3, 2012

Dear wifey - A tale of of job hunter

Dear Bunda,

Minggu pertama kerja lagi. Horeee. Supposed to be (-_-").

Sekitar 4 tahun lalu adalah hari pertama aku kerja. Dulu setelah lulus kuliah seperti kebanyakan orang aku bingung mau jadi apa. Lulusan jurusan kependidikan seharusnya menjadi guru. Namun aku tak ada minat mengajar di sekolah pada waktu itu. Aku ingin melihat dunia. Meski bukan alasan utama, sepertinya menjadi guru di sekolah meski sangat mulia namun tidak membuka kesempatan untuk melihat dunia.

Seperti kebanyakan orang juga, setelah lulus kuliah aku rajin beli kompas hari sabtu dan minggu. Aku mencari posisi pekerjaan yang berkaitan teknik elektro atau posisi management trainee. Sebab biasanya management trainee tidak memandang latar belakang jurusan. Apalagi ke depannya management trainee dipersiapkan untuk mengisi posisi management di perusahaan. That's gonna be cool kataku pada waktu itu. Akhirnya kebanyakan lamaran malah aku kirim untuk posisi itu. Lamaran pun berupa hardcopy. Dikirim lewat pos dengan amplop dan prangko. Terbayangkan betapa rempongnya.

Dari sekian belas lamaran yang aku kirim, aku dapat beberapa panggilan wawancara. Aku lupa pernah wawancara di mana saja. Tapi salah satu yang pernah aku ingat yang kemudian membuat aku ingin ngakak jika mengingatnya adalah, aku dipanggil wawancara untuk posisi management trainee di salah satu perusahaan di kuningan. Nama companynya masih aku ingat jelas hingga detik ini. Valbury Asia Futures. Saat aku datang, tak ada wawancara sama sekali. Aku langsung di suruh duduk dengan sekitar 9 orang lain dalam sebuah ruangan. Seorang pria masuk berkenalan dan mulai mengajar, forex, saham dan trading. Trainingnya berlangsung selama 3 hari. Dalam pembukaan dikatakan setelah 3 hari hanya kandidat terpilih yang akan diterima. Aku duduk manis dalam ruangan itu dengan penuh semangat meski dari hari ke hari jumlah orang di ruangan itu makin berkurang, menjadi 5 orang dan akhirnya cuma 3 orang di hari ketiga. Ternyata belakangan aku baru tahu tak ada masalah management trainee di sana. Kami ditraining untuk menjadi broker forex. Setelah ditraining beberapa hari aku ditelponin tiap hari dan dibujuk untuk datang ke kantor karena sudah menjadi kandidat terpilih. Aku pun dengan sopan menolak sambil geli ketika sudah merasa menjadi kandidat terpilih.

Setelah proses seleksi itu, aku sempat ikut seleksi lain di Mitrais. Kali ini secara kebetulan aku melamar posisi Software Developer. Seleksinya ada 3 tahap. Tes tulis yang panjaang banget. Tes teknikal wawancara. Terakhir tes kesehatan. Berhubung skripsi aku dalam Java, aku hampir tak punya kesulitan untuk menembus semua tahapan tes tersebut. Justru pada akhirnya aku mendapat job offer (itu adalah job offer pertama dalam hidupku), aku menjadi gamang. Soalnya posisi kerjanya di Bali. Karena ragu dan tak bulat hati aku putuskan tak ambil tawaran tersebut.

Setelah proses seleksi di Mitrais akhirnya aku sedikit menemukan jati diri. Aku memutuskan untuk menjalani karir sebagai software developer dan melupakan masalah management trainee. Dari sini pula aku mulai kenal dengan yang namanya online job portal. Bubye amplop dan prangko. Setelah Mitrais aku menghadiri 2 wawancara yang aku lamar dari jobsdb. Dilema setiap fresh graduate adalah, untuk melamar kerja kita membutuhkan pengalaman. Untuk mendapat pengalaman kita harus bekerja dulu.

Dari dua wawancara yang aku hadiri aku dapat offer di dua tempat tersebut. Akhirnya aku ambil yang lokasinya paling dekat. PT Sistema Indonesia, di kebayoran baru.

Pagi ini aku masih gamang masalah status pekerjaan. Beberapa tahun setelah hari ketika masuk Sistema. Aku ingin terus belajar keras sehingga kelak terutama setelah kita punya anak, sebagai suami aku bisa punya karir lebih stabil.

Tunggu aku di Frankfurt beberapa minggu lagi (sambil mental rehearsal tingkat tinggi). Aku merindukan pelukan asli dan kecupan asli dari bunda.

PS: I love you

Saturday, June 2, 2012

Dear wifey - Mental Rehearsal

Dear Bunda,

Untuk kesekiankalinya pagi ini hubby teler lagi. Namun agak lebih baik dibandingkan kemarin yang tidur sampai jam 2 siang. :p.

Bunda, ayah mau minta maaf ya jika membuat bunda sebal pagi ini. Namun ayah selalu berusaha untuk bisa terus membahagiakan bunda dan tidak membuat sebal. Maafkan ayah jika upaya ayah masih belum berhasil. Namun ayah tak akan pernah berhenti berusaha. Ayah ingin menjadikan bunda wanita paling berbahagia. :)

Hari ini ayah ingin share suatu konsep yang baru saja ayah baca. Aku sebenarnya sudah tahu konsep ini sejak lama. Namun baru teringat lagi setelah membaca kemarin. Nama konsep tersebut adalah mental reheasal. Jika bunda pernah nonton Sherlock Holmes entah yang pertama atau kedua, ada suatu momen ketika Sherlock bisa membayangkan apa yang akan terjadi beberapa saat ke depan. Salah satu scenenya adalah saat ia hendak bertinju dengan satu orang. Sebelum pertandingan dimulai Sherlock memejamkan mata, lalu ia membayangkan dengan visualisasi yang sangat nyata dan detail, apa yang hendak terjadi. Ia bahkan spesfik membayangkan akan menyerang ke arah mana, memukul tangan mana dan mengelak dari pukulan yang mana. Itulah kira-kira yang namanya mental rehearsal. Setelah memejamkan mata dan pertandingan dimulai, semua hal terjadi persis seperti yang Sherlock bayangkan. Kurang dari 3 menit lawannya pun tumbang.

Dalam dunia nyata, mental rehearsal pun dilakukan misalnya oleh Muhammad Ali. Sebelum bertarung Ali melakukan hal yang serupa dengan Sherlock dalam film. Ali menamakan konsepnya dengan Future History. Dalam kebanyakan pertandingan Ali bisa menang persis sesuai Future History yang ada di benaknya. Pernah suatu masa ketika Ali kalah, wartawan pun mencibir konsep Future Historynya yang ternyata bisa gagal. Dengan tenang Ali menanggapi cibiran wartawan tersebut dengan berkata bahwa, Future History dari lawan tandingnya lebih kuat dari Future Historynya.

Masalah Mental Rehearsal ini juga ternyata sangat sejalan dengan konsep The Law of Attraction milik Rhonda Bryne dari buku the secret. Law of Attraction mengatakan, semesta akan mengikuti apa yang kita pikirkan dan yakini. Dengan melakukan mental rehearsal positif maka kita sedang menarik alam semesta untuk mencapai apa yang kita inginkan. Misalnya saat kita hendak presentasi makalah. Kita bisa takut dan ragu tampil maksimal yang pada akhirnya membuat bawah sadar kita meyakini hal tersebut. Atau justru kita bisa melakukan pendekatan sebaliknya, kita melakukan mental rehearsal kita akan presentasi dengan baik dan tenang. Kita membayangkan dengan sangat detail dan nyata. Pada akhirnya saat presentasi mental rehearsal kita benar-benar terwujud dengan sangat persis. Seakan-akan alam semesta benar-benar mendukung kita seperti kata Law of Attraction. Terkesan magis, namun ternyata ada logika yang sangat masuk akal di baliknya.

Logika tersebut adalah power of belief.

Belief --> Thoughts --> State --> Behaviour --> Consequences -|

^----------------------------------------------------------------------------------------

Gambar di atas itu adalah belief cycle. Belief akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap behaviour kita. Oleh karena itu selalulah berusaha mempunyai belief yang positif.

Misalnya kembali ke study case presentasi tadi. Berikut skenario pertama:

Belief: Aku tak bisa presentasi dengan baik Thoughts: Aku pasti grogi State: Beneran grogi, ngomong gemetar Behaviour: Presentasi dengan tidak baik, tidak melakukan eye contact, nafas naik turun Consequences: Audience pun melihat kita beneran grogi sehingga mungkin melihat kita dengan kasihan dan tak enak. Bahkan beberapa audience mulai sibuk main hp karena merasa presentasinya tak menarik. Pada akhirnya cycle ini berulang dan semakin memperkuat belief negatif di awal tadi.

Sekarang kita lihat skenario kedua: Belief: Aku akan mencoba presentasi dengan sebaik mungkin apalagi aku sudah melakukan mental rehearsal positif Thoughts: Aku mungkin grogi di awal tapi itu akan hilang setelah aku mulai bicara State: Benar agak grogi tapi ternyata grogi tersebut hilang setelah mulai bicara Behaviour: Presentasi pun lancar. Eyecontact maksimal dengan udience Consequences: Audeince merasanya nyaman dan menikmati presentasi kita. Cycle pun berulang ke belief semakin menguatkan belief positif kita di awal.

Hal ini ternyata bisa diterapkan di banyak hal yang tak mesti sesimpel presentasi. Misalnya dalam kehidupan pernikahan dan mengejar cita-cita. Contohnya adalah Steven Spielberg. Dulu sebelum terkenal Steven Spielberg pernah nyelonong ke dalam studio dan memasang papan namanya di ruangan dalam studio itu as if ia adalah seorang sutradara. Namun ternyata hal yang ia lakukan adalah memasang belief bahwa kelak ia bisa menjadi sutradara terkenal yang mana pada akhirnya benar-benar terwujud. Jika sedikit menyinggung masalah agama, jika tak salah ada hadist atau firman Allah yang menyatakan, Allah itu mengikuti sangkaan hamba-hambanya.

Beberapa hari ini aku sering melakukan mental rehearsal landing di Frankfurt, keluar dari imigrasi dan memeluk bunda yang sudah menunggu di sana dengan erat. Bahkan sebenarnya sejak awal aku menulis email 2 bulan lalu aku selalu berusaha melakukan mental rehearsal dengan menggunakan closing "tunggu aku di Ilmenau beberapa bulan dari sekarang". Selain itu aku juga melakukan mental rehearsal naik haji setelah kuliah bersama bunda. Aku juga melakukan mental rehearsal punya rumah mungil yang nyaman di awal pernikahan kita. Lalu membesarkan anak-anak kita di sana. Aku juga selalu melakukan mental rehearsal punya rumah tangga yang selalu penuh cinta dan rukun abadi selamanya.

Maaf ya sayang jika topik email hari ini agak membosankan. Tunggu aku di Frankfurt sebentar lagi. Jemput aku di sana dan aku ingin meminta pelukan terhangat dari bunda.

Friday, June 1, 2012

Dear wifey - Adaptasi

Dear Bunda,

Tanpa bermaksud mencari-cari alasan, hari ini malas banget ngapa-ngapain. Ini mungkin rekor tidur terlama hubby dalam beberapa bulan terakhir. Tadi melek jam 8 terus tidur lagi. Melek jam 10 terus tidur lagi. Melek jam 12 terus tidur lagi. Dan akhirnya melek jam 2 kurang barusan. Mau tidur lagi tapi badan malah menjadi super duper ekstra lemas. Maafkan hubby emailnya telat hari ini ya sayang.

Manusia itu luar biasa. Manusia bisa selalu beradaptasi dengan sangat fleksibelnya. Saat masih di Jakarta aku pernah pulang pergi Jonggol Jakarta saat kerja naik motor. Senin sampai Jumat (terkadang juga Sabtu), hampir selama 18 bulan. Berangkat dari rumah jam 5 atau 6. Sampai kembali ke rumah jam 7, 8 atau terkadang jam 9 malam. Satu jalan akan memakan waktu 90 hingga 120 menit. Esoknya rutinitas berulang. Namun dulu aku kuat. Kehujanan, kepanasan dan cenderung sabar. Kemarin saat pulang wawancara kominfo, dalam perjalanan Jonggol dan Jakarta serta sebaliknya sudah ingin teriak-teriak di jalanan ga tahan menghadapi macet.

Proses adaptasi lain adalah tidur tanpa AC. Saat pulang ke Jonggol, aku tak bisa tidur dengan pulas di hari pertama. Rasanya panas sekali. Mungkin setelah 6 bulan di Singapura dan tidur pakai AC badan jadi beradaptasi dan manja. Demikian juga pagi ini. Setelah sekitar 2 minggu stop kerja, badan jadi beradaptasi dan manja. Sehingga dengan pemalasnya memberikan toleransi tidur hingga berjam-jam. Insya Allah aku tidak akan membiarkan diri beradaptasi untuk ini.

Melanjutkan pembahasan di atas. Akan menjadi hal yang sangat bermanfaat bila kemampuan beradaptasi manusia tadi digunakan untuk sesuatu yang positif. Contohnya, kebiasaan shalat malam. Insya Allah semoga Allah berkenan memberikan rahmat dan hidayah untuk terus menjalankan ibadah ini sepanjang masa. Nanti saat kita berkumpul aku ingin menjalankannya bersama bunda. Proses adaptasi lain misalnya adalah membiasakan diri untuk "memaksa" membaca buku setiap hari. Aku mulai melakukan itu lagi dalam beberapa terakhir. Sehingga jika dipaksakan untuk terbiasa, diri akan menjadi ada yang janggal bila dalam satu hari tidak membaca.

Watch your thoughts, for they become words. Watch your words, for they become actions. Watch your actions, for they become habits. Watch your habits, for they become character. Watch your character, for it becomes your destiny.

Sejenak berganti topik, aku benar-benar menikmati kebersamaan kita tadi pagi. Aku sangat senang melihat bunda sangat ceria dan bersemangat dalam bercerita dan berekspresi. Aku masih ingin tergelak saat bunda melakukan gestur naik motor sambil menyuarakan "brum brum" dengan membonceng ayah dan waspada agar jangan sampai berbelok ke arah ukhti saat di jalan. :p. Berkaitan juga dengan kebersamaan kita, di usia pernikahan 2 bulan ini kita masih beradaptasi dalam kebersamaan. Apalagi hubungan jarak jauh yang dengan terpaksa harus di jalani ini akan membuat sedikit anomali jika tidak disabari dan disikapi dengan baik. Hidup bersama tentunya beda dengan hidup saat masih single. Hidup menjadi suami dan pemimpin dalam rumah tangga tentunya akan membutuhkan pembelajaran yang ekstensif. Demikian juga hidup menjadi istri dengan suami yang nyeleneh (namun terus berusaha untuk belajar tidak nyeleneh) juga membutuhkan pembiasaan yang baik. Hidup jarak jauh menjadi anomali karena kita harus membiasakan diri dalam kebersamaan padahal faktanya secara fisik kita tidak bersama.

Tapi aku yakin kok ketidakbersamaan secara fisik ini akan segera usai. Sebab bunda akan pulang sebelum Ramadhan dan ayah akan berangkat bareng ke Jerman ba'da lebaran.

PS: I love you