Pages

Thursday, June 14, 2012

Dear wifey - Buku

Dear Bunda,

Aku tak tahu sejak kapan suka dengan buku. Definisi suka dengan buku versi aku adalah senang membeli dan mengkoleksi buku. Masalah dibaca atau tidaknya belum tahu. Meskipun pada kebanyakan kasus aku pasti baca, cepat atau lambat. Aku ga mau membuat bunda marah dengan boros membeli buku jika tak dibaca.

Kesenangan membaca ini sedikit banyak turun dari om aku, yang di Padang. You know lah. :D. Beliau mewariskan buku cukup banyak. Dari buku-buku hipnotisme, self development hingga buku tentang servis motor. Oleh karena itu aku sudah familiar dengan nama-nama seperti Dale Carniege, Norman Vincent Pale dan Napolleon Hill sejak lama. Bahkan banyak dari buku-buku warisan itu yang aku baca hingga tuntas. Oh ya sebagian besar dari buku-buku warisan tersebut masih menggunakan ejaan lama.

Sejak SD aku sudah sering mampir ke toko buku saat belanja baju lebaran bersama mama di bulan ramadhan. Buku-buku pada waktu itu adalah buku-buku ringan pengetahuan alam yang penuh gambar. Buku tentang helikopter, semut atau hal-hal menarik lain seperti listrik dan pengetahuan alam. Oh ya matuo dulu juga punya banyak buku-buku pengetahuan menarik. Salah satu yang menarik perhatian aku adalah buku tentang luar angkasa. Oleh karena itu saat SD aku mendeklarasikan diri bercita-cita menjadi astronot. Aku terinspirasi dengan Neil Armstrong yang konon sudah menginjakan kaki di bulan.

Balik lagi ke SD, menjelang lulus kelas 6 akhirnya SD aku mendapat hibah koleksi buku untuk perpustakaan. Ada dua buku yang ceritanya masih aku ingat hingga sekarang. Aku lupa judulnya. Buku pertama adalah novel tentang perjalanan seorang ayah dan anak ke Sumatera Barat dari Jawa dengan latar waktu tahun 90-an. Untuk bunda tahu dulu naik pesawat itu sangat mahal. Satu-satunya transportasi paling masuk akal dari jawa ke sumatera adalah via darat. Novel ini menceritakan perjalanan beberapa hari beberapa malam baik bus umum ke Sumbar. Diceritakan hutan-hutan lebat yang dilalui, masak makanan di pinggir jalan hingga pertemuan dengan suku primitif di Jambi. Ceritanya masih cukup menempel di kepala aku.

Novel kedua adalah tentang perjuangan sebuah keluarga untuk menaikan tingkat ekonomi. Mereka mulai berdagang dan melakukan banyak hal. Namun setiap usaha yang dilakukan selalu gagal. Mulai dari kerampokan hingga toko mereka yang terbakar. Akhirnya keluarga tersebut memutuskan bertransmigrasi. Di tempat baru meski harus berjuang lagi dari awal akhinya keluarga ini perlahan bisa bangkit. Terlihat jelas novel ini adalah bagian dari kampanye pemerintah untuk transmigrasi. Namun cara bercerita penulisnya cukup menarik hinga membuat aku membaca sampai tamat.

Sementara itu dulu kisah aku. Kita lanjut lagi besok.

PS: I love you

No comments:

Post a Comment