Pages

Sunday, June 3, 2012

Dear wifey - A tale of of job hunter

Dear Bunda,

Minggu pertama kerja lagi. Horeee. Supposed to be (-_-").

Sekitar 4 tahun lalu adalah hari pertama aku kerja. Dulu setelah lulus kuliah seperti kebanyakan orang aku bingung mau jadi apa. Lulusan jurusan kependidikan seharusnya menjadi guru. Namun aku tak ada minat mengajar di sekolah pada waktu itu. Aku ingin melihat dunia. Meski bukan alasan utama, sepertinya menjadi guru di sekolah meski sangat mulia namun tidak membuka kesempatan untuk melihat dunia.

Seperti kebanyakan orang juga, setelah lulus kuliah aku rajin beli kompas hari sabtu dan minggu. Aku mencari posisi pekerjaan yang berkaitan teknik elektro atau posisi management trainee. Sebab biasanya management trainee tidak memandang latar belakang jurusan. Apalagi ke depannya management trainee dipersiapkan untuk mengisi posisi management di perusahaan. That's gonna be cool kataku pada waktu itu. Akhirnya kebanyakan lamaran malah aku kirim untuk posisi itu. Lamaran pun berupa hardcopy. Dikirim lewat pos dengan amplop dan prangko. Terbayangkan betapa rempongnya.

Dari sekian belas lamaran yang aku kirim, aku dapat beberapa panggilan wawancara. Aku lupa pernah wawancara di mana saja. Tapi salah satu yang pernah aku ingat yang kemudian membuat aku ingin ngakak jika mengingatnya adalah, aku dipanggil wawancara untuk posisi management trainee di salah satu perusahaan di kuningan. Nama companynya masih aku ingat jelas hingga detik ini. Valbury Asia Futures. Saat aku datang, tak ada wawancara sama sekali. Aku langsung di suruh duduk dengan sekitar 9 orang lain dalam sebuah ruangan. Seorang pria masuk berkenalan dan mulai mengajar, forex, saham dan trading. Trainingnya berlangsung selama 3 hari. Dalam pembukaan dikatakan setelah 3 hari hanya kandidat terpilih yang akan diterima. Aku duduk manis dalam ruangan itu dengan penuh semangat meski dari hari ke hari jumlah orang di ruangan itu makin berkurang, menjadi 5 orang dan akhirnya cuma 3 orang di hari ketiga. Ternyata belakangan aku baru tahu tak ada masalah management trainee di sana. Kami ditraining untuk menjadi broker forex. Setelah ditraining beberapa hari aku ditelponin tiap hari dan dibujuk untuk datang ke kantor karena sudah menjadi kandidat terpilih. Aku pun dengan sopan menolak sambil geli ketika sudah merasa menjadi kandidat terpilih.

Setelah proses seleksi itu, aku sempat ikut seleksi lain di Mitrais. Kali ini secara kebetulan aku melamar posisi Software Developer. Seleksinya ada 3 tahap. Tes tulis yang panjaang banget. Tes teknikal wawancara. Terakhir tes kesehatan. Berhubung skripsi aku dalam Java, aku hampir tak punya kesulitan untuk menembus semua tahapan tes tersebut. Justru pada akhirnya aku mendapat job offer (itu adalah job offer pertama dalam hidupku), aku menjadi gamang. Soalnya posisi kerjanya di Bali. Karena ragu dan tak bulat hati aku putuskan tak ambil tawaran tersebut.

Setelah proses seleksi di Mitrais akhirnya aku sedikit menemukan jati diri. Aku memutuskan untuk menjalani karir sebagai software developer dan melupakan masalah management trainee. Dari sini pula aku mulai kenal dengan yang namanya online job portal. Bubye amplop dan prangko. Setelah Mitrais aku menghadiri 2 wawancara yang aku lamar dari jobsdb. Dilema setiap fresh graduate adalah, untuk melamar kerja kita membutuhkan pengalaman. Untuk mendapat pengalaman kita harus bekerja dulu.

Dari dua wawancara yang aku hadiri aku dapat offer di dua tempat tersebut. Akhirnya aku ambil yang lokasinya paling dekat. PT Sistema Indonesia, di kebayoran baru.

Pagi ini aku masih gamang masalah status pekerjaan. Beberapa tahun setelah hari ketika masuk Sistema. Aku ingin terus belajar keras sehingga kelak terutama setelah kita punya anak, sebagai suami aku bisa punya karir lebih stabil.

Tunggu aku di Frankfurt beberapa minggu lagi (sambil mental rehearsal tingkat tinggi). Aku merindukan pelukan asli dan kecupan asli dari bunda.

PS: I love you

No comments:

Post a Comment