Pages

Saturday, June 9, 2012

Dear wifey - In Time

Dear Bunda,

Di mesjid dekat rumah Jonggol, mereka sepertinya hanya punya tak lebih dari 5 koleksi khutbah Jumat. Sehingga seumur hidup aku di situ biasanya terus mendengar khutbah jumat yang sama lagi dan lagi. Maka dari itu aku sampai cukup hafal beberapa khutbah tersebut bahkan hingga intonasi suara dari pembaca khutbahnya. Salah satu potongan khutbah yang sering teringat di kepala aku adalah saat khatib menceritakan hidup di dunia ini terasa cepat, hari berganti, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Semua terasa cepat salah satunya karena pertanda kita betah hidup di dunia. Oh ya, potongan cerita itu sudah aku terjemahkan, sebab khutbah aslinya dalam bahasa sunda.

Salah satu surat pertama yang aku kirim pada bunda adalah rasa waktu yang berjalan lambat sejak bunda berangkat ke Jerman. Hal tersebut masih benar adanya hingga sekarang. Namun cerita khutbah tersebut juga terasa benar adanya. Contohnya, hari ini adalah 10 Juni hari ketika pengumuman undangan wawancara beasiswa kominfo tahun 2011 lalu. Pengumuman yang kemudian akan merubah hidup kita berdua selamanya. Takdir itu adalah rentetan kejadian yang terkesan terlihat acak padahal sebenarnya takdir memiliki runtutan yang sangat teratur. Dari runtutan pengumuman wawancara beasiswa, Def mention nama-nama kita di facebook, aku mengirim message ke bunda hingga akhirnya kita duduk bersebelahan saat psikotest adalah kisah takdir yang kemudian membuat kita seperti sekarang. Waktu pun berjalan cepat karena kira-kira hari ini tepat satu tahun setelah trigger pertama yang menghantarkan kita menemukan jodoh masing-masing. Satu tahun yang terasa seperti kemarin.

Dari dulu aku selalu suka film-film science fiction yang bercerita tentang penjelajahan waktu. Salah satu yang paling berkesan, bahkan hingga kini adalah Back to the future trilogi. Namun dari semua penemuan teknologi masih menjadi perdebatan sengit mengenai kemungkinan penjelajahan waktu. Bahkan science pun menaruh perhatian yang mendalam mengenai hal ini. Salah satu pendapat yang menjadikan alasan kenapa penjelajahan waktu itu tak mungkin adalah jika penjelajahan waktu itu ada seharusnya saat ini sudah banyak turis yang datang dari masa depan. Namun sepertinya tak pernah ada atau jika pun ada mereka benar-benar bersembunyi. Moral dari situasi ini adalah, waktu merupakan suatu resource yang irreversible. Setelah digunakan (baik dengan pemanfaatan yang baik atau diboroskan dengan melakukan hal-hal tak berguna) waktu tak pernah kembali. Dari dulu aku selalu suka film-film science fiction yang bercerita tentang penjelajahan waktu. Salah satu yang paling berkesan, bahkan hingga kini adalah Back to the future trilogi. Namun dari semua penemuan teknologi masih menjadi perdebatan sengit mengenai kemungkinan penjelajahan waktu. Bahkan science pun menaruh perhatian yang mendalam mengenai hal ini. Salah satu pendapat yang menjadikan alasan kenapa penjelajahan waktu itu tak mungkin adalah jika penjelajahan waktu itu ada seharusnya saat ini sudah banyak turis yang datang dari masa depan. Namun sepertinya tak pernah ada atau jika pun ada mereka benar-benar bersembunyi. Moral dari situasi ini adalah, waktu merupakan suatu resource yang irreversible. Setelah digunakan (baik dengan pemanfaatan yang baik atau diboroskan dengan melakukan hal-hal tak berguna) waktu tak pernah kembali.

Akan menjadi tak terasa saat kita terus berdua menempuh bahtera rumah tangga kita pun akan sama-sama menjadi lebih dewasa dan tentu saja menjadi tua dan kemudian meninggal saat ajal tiba. Dalam perjalanan tersebut kita akan membeli rumah pertama kita, membeli kendaraan untuk aktivitas kita, menabung, membesarkan anak-anak kita dan waktu terus berjalan. Hingga dalam momen yang tak terasa saat kita berdua melihat cermin mungkin kita suatu hari sadar bahwa wajah dan fisik kita tak sama persis seperti saat kita pertama kita kenal di wawancara kominfo, saat kita pertama akad nikah yang sangat khusyu di 19 November. Cepat lambat kita akan menjadi tua. Namun meski fisik berubah aku tak pernah ingin hati kita berubah. Biarkan hati kita berubah untuk menjadi sesuatu yang lebih baik biarkan rasa saling cinta kita bertambah.

Salah satu surat al quran yang aku cukup ingat artinya adalah Al Asr. Surat pendek yang maknanya sangat dalam. Demi masa. Sesungguhnya manusia kerugian. Kecuali orang yang beriman dan beramal shaleh dan nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

Semoga kita berdua terus seperti itu. Akhirnya, seperti lagu Adam Sandler yang pernah bunda share di awal kita kenal, I always wanna grow old with you. Spending all my time just with you.

Jemput aku di Frankfurt September 2012 minggu kedua atau ketiga. Takdir itu biasanya berawal dari trigger kecil semisal kebetulan duduk berdampingan saat psikotest. Namun cerita lanjutnya harus selalu diperjuangkan. Aku ingin kesempatan bisa belajar di Jerman bersama istri menjadi salah satu bagian dari takdir hidupku.

PS: I love you

No comments:

Post a Comment