Pages

Sunday, June 17, 2012

Dear wifey - Buku 3

Dear Bunda,

Tahun 2000 aku masuk SMA. Berbeda dengan bunda yang masuk ke sekolah pilihan, aku cuma masuk ke SMA biasa dekat rumah. Dulu sempat berpikir untuk sekolah ke bogor di SMA 3 atau SMA 1. Namun aku membatalkan mimpi tersebut setelah menimbang uang yang harus disiapkan untuk menuju keinginan itu. SMA 1 Jonggol adalah SMA negeri satu-satunya di Jonggol. SMA ini sudah berdiri jika tak salah sejak tahun 60-an. Bahkan sebelum ada SMA negeri di Cileungsi dan beberapa kecamatan sekitarnya sekalipun. Sehingga dulu bahkan siswa di SMA ini bisa datang dari hingga sejauh Cibinong.

Sekarang kita fokus lagi ke perspustakaannya. Tak beda jauh dengan perpustakaan SMP sebagian besar buku di sini adalah buku-buku text book pelajaran subsidi pemerintah. Menjemukan. Bagi kebanyakan anak-anak di sekolah kami, buku pelajaran terbitan swasta adalah sesuatu yang mewah. Pada masa itu kalau tak salah buku pelajaran semacam dari Erlangga atau Yudistira bisa mencapai 25 hingga 50 ribu rupiah perbuku. Hanya terjangkau oleh orang-orang kaya. Biasanya aku cuma cukup puas memandang-mandangi buku pelajaran jika sempat jalan-jalan ke Gramedia.

Selain buku-buku textbook sumbangan pemerintah, perpustakaan kami juga punya seksion khusus buku-buku text book kuliah. Seperti Fisika, Biologi dan Kimia. Buku-buku tersebut sangat mengkilap dan menarik perhatianku. Sayangnya buku tersebut tak untuk dipinjamkan. Masuk akal, harganya pasti mahal sekali. Namun setiap kali aku ke perpustakaan aku selalu merasa dipanggil-panggil oleh buku Fisika yang berkilau tersebut. Warnanya kuning. Jika tak salah buku Fisika untuk Universitas tulisan Haliday dan Resnick.

Pada suatu hari aku memberanikan diri untuk meminta agar dapat diijinkan meminjam buku Fisika tersebut. Aku memutuskan untuk meminjam setelah membaca beberapa kali di perpustakaan itu. Aku ingin membawa pulang agar bisa membaca dengan nyaman di rumah saat sabtu minggu misalnya. Dengan mengejutkan ternyata aku diijinkan. Aku mendapat special privilage. Nampaknya aku diijinkan karena si ibu penjaga perpustakaan melihat aku adalah salah satu anak yang cukup rajin mondar-mandir ke perpustakaan. Masa SMA adalah masa akil balig kebanyakan siswa. Kebanyakan orang lebih memilih pacaran atau main basket. Aku pun main basket (aku tidak pacaran) dan aku juga sangat senang ke perpustakaan.

Setelah mendapat buku Fisika itu aku merasa menjadi siswa paling ganteng. Aku langsung bawa pulang dan membacanya. Meski sudah membaca sekilas di perpustakaan, aku belum terlalu menyelaminya. Sesampai di rumah aku membaca.. dan aku bingung. Wajar saja, itu buku Fisika untuk universitas. Dan aku baru kelas 1 pada saat itu. Namun dari situ aku semakin merasa suka buku. Aku juga merasa harus bisa lebih pintar, meski hingga detik itu aku gamang tak tahu harus bertanya dan meminta nasehat pada siapa untuk belajar dengan baik.

Saat kelas 3 aku les Nurul Fikri di Kramat Jati Jakarta dan Les LIA bahasa inggris di Bogor. Aku les nurul fikri setiap selasa dan kamis jika tak salah. Aku les lia di bogor setiap sabtu. Sepulang les lia aku selalu senang, sebab bisa mampir ke toko buku gramedia pajajaran. Pada saat masa kelas 3 itu ada satu buku yang benar-benar aku ingin beli. Quantum Learning. Namun hingga kelas 3 berakhir dan hampir masuk kuliah, aku tak pernah kesampaian membelinya, karena aku tak pernah punya cukup uang pada waktu itu. Jika tak salah harganya sekitar 70 ribu pada waktu itu.

Kira-kira itu adalah kisah hingga SMA. Nanti kita sambung lagi.

PS: I love you

No comments:

Post a Comment