Pages

Saturday, June 2, 2012

Dear wifey - Mental Rehearsal

Dear Bunda,

Untuk kesekiankalinya pagi ini hubby teler lagi. Namun agak lebih baik dibandingkan kemarin yang tidur sampai jam 2 siang. :p.

Bunda, ayah mau minta maaf ya jika membuat bunda sebal pagi ini. Namun ayah selalu berusaha untuk bisa terus membahagiakan bunda dan tidak membuat sebal. Maafkan ayah jika upaya ayah masih belum berhasil. Namun ayah tak akan pernah berhenti berusaha. Ayah ingin menjadikan bunda wanita paling berbahagia. :)

Hari ini ayah ingin share suatu konsep yang baru saja ayah baca. Aku sebenarnya sudah tahu konsep ini sejak lama. Namun baru teringat lagi setelah membaca kemarin. Nama konsep tersebut adalah mental reheasal. Jika bunda pernah nonton Sherlock Holmes entah yang pertama atau kedua, ada suatu momen ketika Sherlock bisa membayangkan apa yang akan terjadi beberapa saat ke depan. Salah satu scenenya adalah saat ia hendak bertinju dengan satu orang. Sebelum pertandingan dimulai Sherlock memejamkan mata, lalu ia membayangkan dengan visualisasi yang sangat nyata dan detail, apa yang hendak terjadi. Ia bahkan spesfik membayangkan akan menyerang ke arah mana, memukul tangan mana dan mengelak dari pukulan yang mana. Itulah kira-kira yang namanya mental rehearsal. Setelah memejamkan mata dan pertandingan dimulai, semua hal terjadi persis seperti yang Sherlock bayangkan. Kurang dari 3 menit lawannya pun tumbang.

Dalam dunia nyata, mental rehearsal pun dilakukan misalnya oleh Muhammad Ali. Sebelum bertarung Ali melakukan hal yang serupa dengan Sherlock dalam film. Ali menamakan konsepnya dengan Future History. Dalam kebanyakan pertandingan Ali bisa menang persis sesuai Future History yang ada di benaknya. Pernah suatu masa ketika Ali kalah, wartawan pun mencibir konsep Future Historynya yang ternyata bisa gagal. Dengan tenang Ali menanggapi cibiran wartawan tersebut dengan berkata bahwa, Future History dari lawan tandingnya lebih kuat dari Future Historynya.

Masalah Mental Rehearsal ini juga ternyata sangat sejalan dengan konsep The Law of Attraction milik Rhonda Bryne dari buku the secret. Law of Attraction mengatakan, semesta akan mengikuti apa yang kita pikirkan dan yakini. Dengan melakukan mental rehearsal positif maka kita sedang menarik alam semesta untuk mencapai apa yang kita inginkan. Misalnya saat kita hendak presentasi makalah. Kita bisa takut dan ragu tampil maksimal yang pada akhirnya membuat bawah sadar kita meyakini hal tersebut. Atau justru kita bisa melakukan pendekatan sebaliknya, kita melakukan mental rehearsal kita akan presentasi dengan baik dan tenang. Kita membayangkan dengan sangat detail dan nyata. Pada akhirnya saat presentasi mental rehearsal kita benar-benar terwujud dengan sangat persis. Seakan-akan alam semesta benar-benar mendukung kita seperti kata Law of Attraction. Terkesan magis, namun ternyata ada logika yang sangat masuk akal di baliknya.

Logika tersebut adalah power of belief.

Belief --> Thoughts --> State --> Behaviour --> Consequences -|

^----------------------------------------------------------------------------------------

Gambar di atas itu adalah belief cycle. Belief akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap behaviour kita. Oleh karena itu selalulah berusaha mempunyai belief yang positif.

Misalnya kembali ke study case presentasi tadi. Berikut skenario pertama:

Belief: Aku tak bisa presentasi dengan baik Thoughts: Aku pasti grogi State: Beneran grogi, ngomong gemetar Behaviour: Presentasi dengan tidak baik, tidak melakukan eye contact, nafas naik turun Consequences: Audience pun melihat kita beneran grogi sehingga mungkin melihat kita dengan kasihan dan tak enak. Bahkan beberapa audience mulai sibuk main hp karena merasa presentasinya tak menarik. Pada akhirnya cycle ini berulang dan semakin memperkuat belief negatif di awal tadi.

Sekarang kita lihat skenario kedua: Belief: Aku akan mencoba presentasi dengan sebaik mungkin apalagi aku sudah melakukan mental rehearsal positif Thoughts: Aku mungkin grogi di awal tapi itu akan hilang setelah aku mulai bicara State: Benar agak grogi tapi ternyata grogi tersebut hilang setelah mulai bicara Behaviour: Presentasi pun lancar. Eyecontact maksimal dengan udience Consequences: Audeince merasanya nyaman dan menikmati presentasi kita. Cycle pun berulang ke belief semakin menguatkan belief positif kita di awal.

Hal ini ternyata bisa diterapkan di banyak hal yang tak mesti sesimpel presentasi. Misalnya dalam kehidupan pernikahan dan mengejar cita-cita. Contohnya adalah Steven Spielberg. Dulu sebelum terkenal Steven Spielberg pernah nyelonong ke dalam studio dan memasang papan namanya di ruangan dalam studio itu as if ia adalah seorang sutradara. Namun ternyata hal yang ia lakukan adalah memasang belief bahwa kelak ia bisa menjadi sutradara terkenal yang mana pada akhirnya benar-benar terwujud. Jika sedikit menyinggung masalah agama, jika tak salah ada hadist atau firman Allah yang menyatakan, Allah itu mengikuti sangkaan hamba-hambanya.

Beberapa hari ini aku sering melakukan mental rehearsal landing di Frankfurt, keluar dari imigrasi dan memeluk bunda yang sudah menunggu di sana dengan erat. Bahkan sebenarnya sejak awal aku menulis email 2 bulan lalu aku selalu berusaha melakukan mental rehearsal dengan menggunakan closing "tunggu aku di Ilmenau beberapa bulan dari sekarang". Selain itu aku juga melakukan mental rehearsal naik haji setelah kuliah bersama bunda. Aku juga melakukan mental rehearsal punya rumah mungil yang nyaman di awal pernikahan kita. Lalu membesarkan anak-anak kita di sana. Aku juga selalu melakukan mental rehearsal punya rumah tangga yang selalu penuh cinta dan rukun abadi selamanya.

Maaf ya sayang jika topik email hari ini agak membosankan. Tunggu aku di Frankfurt sebentar lagi. Jemput aku di sana dan aku ingin meminta pelukan terhangat dari bunda.

No comments:

Post a Comment