Pages

Sunday, April 8, 2012

Dear wifey - When I always Miss My Mother

Dear wifey,

Tadi aku ingin menangis saat berangkat dari rumah. Mama dan bapak sepertinya tidur hanya sebentar. Mereka berdua terjaga hanya untuk memastikan aku tidak terlambat. Oleh karena itu saat tadi mama melambaikan tangan di depan pintu rumah dengan senyuman termanis yang pernah aku lihat, aku ingin loncat dari boncengan bapak di kotor dan memeluk erat ibuku.

Dear wifey, Allah itu selalu Maha Adil. Saat aku punya bapak kandung yang kurang sempurna, Allah memberiku ibu kandung yang nyaris sempurna dan Allah juga memberi seorang bapak baru yang bahkan aku merasa lebih dekat dengannya dibanding bapak asliku. Bicara tentang mama, memang beliau terkadang masih memiliki kekurangan. Suka ngomong ceplas-ceplos dan terkadang suka sedikit agak tempramental. Tapi kasih sayang beliau benar-benar tak terbatas.

Bicara Pak Yadi beliau benar-benar mensubtitute kehilanganku terhadap sosok seorang ayah. Beliaulah yang rela ke sana ke sini untuk mendampingi aku selama prosesi akad dan nikah. Beliau juga ayah yang tak marah sedikitpun saat dulu aku pernah menjatuhkan motornya hingga rusak cukup parah. Beliau juga dengan suka hati mengantar aku dari Jonggol hingga Legenda Wisata barusan meski mungkin ia masih mengantuk. Padahal adalah sangat nyata aku bukan anak kandung beliau. Hal lain yang aku syukuri darinya adalah beliau benar-benar menyayangi mama dengan tulus.

Namun semua cerita di atas bukan bermaksud mengabaikan peran bapak kandungku. Setidaksempurnanya bapak Padang, aku tak akan pernah ada di muka bumi ini tanpa beliau. Mereka bertiga adalah orang tuaku. Yang ingin sekali aku bisa berbakti pada mereka tanpa batas. Apalagi meski ajal tak tahu kapan datang dan umur tak bisa ditebak, kita mungkin akan berpisah dengan orang tua.

Ada sebuah hajat yang ingin aku ikhtiatkan untuk orang tuaku. Aku ingin bisa memberangkatkan mama ke tanah suci untuk berhaji atau setidaknya berumrah dulu. Jika.memungkinkan aku juga ingin mampu memberangkatkan bapak Yadi juga.

Dari semua cerita di atas sangat niscaya dalam alasan untuk berbakti pada orang tua. Anak adalah permata hati orang tua. Tak terbayang rasa bahagia orang tua jika melihat anaknya shaleh dan sukses. Namun tak terkira juga perihnya perasaan orang tua jika anaknya tak shaleh dan gagal. Ada sebuah pepatah yang akan aku ingat terus. Orang tua akan bahagia jika anaknya bahagia. Orang tua akan sedih 10 kali lipat saat anaknya sedih.

Dear wifey, keberangkatan aku pagi ini memberi aku peringatan untuk benar-benar bersikap baik selalu pada orang tua. Apalagi Insya Allah dalam waktu tak lama kita akan menjadi orang tua bagi anak-anak.kita. Tsk sabar aku memomongnya ketika masih kecil. Mendidiknya dengan lembut. Mengajari mereka shalat dan mengaji. Bahkan juga mengajari mereka Matematika dan Fisika.

Tunggu aku di Jerman di bulan September. Beberapa bulan setelah aku tiba semoga kita segera mempunyai anak.

PS: I love you

No comments:

Post a Comment