Pages

Monday, April 2, 2012

Dear wifey - Gadis yang Balapan dengan Kereta

Dear wifey,

Jumat lalu saat di bus 854 yang menghantarkan aku ke kantor bus beriringan dengan mrt yang juga berjalan. Seketika aku ingat cerita yang sering wifey bagi saat dulu wifey senang balapan di motor dengan kereta api.

***

Perjalanan ke Jember pertama kali pasca lebaran adalah momen yang tak akan pernah aku lupakan seumur hidup. Dari hal tersebut juga aku semakin merasa bersyukur dan kagum dengan mekanisme perjodohan yang Allah atur. Jika wifey masih ingat, semalam sebelum aku berangkat ke Jember aku sangat galau. Silaturahmi tersebut adalah milestone yang sangat penting untuk hubungan kita ke depan. Aku bertemu orang tua wifey dan menyampaikan itikad kedatanganku. Menegangkan namun aku sangat menikmatinya.

Aku masih ingat berangkat ba'da shubuh dari Jonggol. Seingatku aku sambung naik Damri dari Rambutan. Aku terbang ke Surabaya dan lanjut Damri lagi ke Terminal Surabaya. Di damri ini aku mengobrol panjang lebar dengan bapak-bapak beristri dua. Iya dia bercerita sedikit tentang hidupnya. Aku agak lupa mengenai detail apa yang iya ceritakan. Oh ya wifey tak usah khawatir, Insya Allah sampai detik ini tak pernah terpikirkan olehku menggantikan wifey dengan wanita mana pun. Insya Allah tak akan pernah selamanya.

Sampai terminal Surabaya aku shalat zuhur dan langsung ke terminal luar kota sambil menengok berbagai jurusan bus di sana. Ada Malang dan aku naik yang ke arah Jember, Banyuwangi. Aku penumpang yang naik terakhir pada waktu itu, duduk di bangku paling belakang di samping seorang pria yang terlihat sangar. Lucunya di perjalanan aku justru mengobrol panjang lebar dengan pria tadi. Jika tak salah ingat namanya Yanto. Seorang operator alat berat yang bekerja membuka lahan di hutan. Ada pesan penting dari percakapan kami. Meski pun baru kali itu bertemu aku melihat Yanto sebagai orang yang sangat berbakti pada orang tuanya. Yanto turun di Rambi puji (semoga tak salah eja). Aku lanjut hingga Tawang Alun. Di sanalah jantungku mulai berdegup kencang menunggu calon istri dan calon mertuaku yang datang.

Kita melakukan banyak hal di waktu itu. Shalat bersama, ngobrol dan tak lupa jalan-jalan sekitaran Jember. Oh ya aku juga masih sangat ingat ketika kita pagi-pagi berjalan ke pasar di sekitaran kompleks bersama mimo. Time move so fast honey.

Kembali ke masalah balapan dengan kereta api. Sepanjang jalan antara alun-alun ke arah Patrang ada rel di sebelah kiri. Wifey bercerita pada waktu itu, dulu saat wifey masih kuliah atau sekolah, saat pulang menjemput adik, wifey selalu balapan dengan kereta, dan membujuk adik untuk tidak menceritakan kelakuan "unik" wifey pada mimo. Saat wifey bercerita langsung saja otak aku memvisualisasikan kejadian tersebut. Wifey yang sedang balapan dengan kereta di atas motor. Seorang anak gadis yang "beda" (dalam tanda positif tentunya) dari orang-orang kebanyakan. Dengan semangatnya menjalani hidup dan mengejar cita-cita. Saat wifey sering bilang ke hubby, "hubby you've been through a lot" sebenarnya kata-kata tersebut lebih tepat untuk wifey. Kamu sudah mengalami banyak hal. Berhubung kamu orang baik, maka Allah pun memberikan banyak hal yang layak dibilang sebagai balasan atas perjuangan hidup kamu. Keluarga yang baik, pernikahan kita yang Insya Allah samara dan beasiswa ke luar negeri, suatu hal besar yang masih menjadi mimpi untuk hubby.

Maka ketika Jumat lalu hubby beriringan dengan MRT di dalam bus. Ingatan langsung melompat ke suasana beberapa tahun lalu di sepanjang jalan dari alun-alun ke arah Patrang di mana seorang gadis dengan mimpi-mimpi dan karakternya yang sangat kuat sedang berbalapan dengan kereta api. Dan kini gadis itu sudah menjadi gadisku. Yang akan aku muliakan dunia dan akhiratnya.

Jangan pernah bosan bermimpi, biarkan Allah memeluk mimpi-mimpi kita. Jangan pernah bosan berdoa, hingga Allah "bosan mendengar" dan akhirnya mengabulkannya.

Tunggu aku di sekitaran September tahun ini di sebuah kota di Eropa. Di mana kita akan bersama-sama menuntut ilmu, merajut mimpi-mimpi kita dan mungkin sesekali mencoba balapan dengan kereta api meski hanya menggunakan sepeda.

PS: I love you

No comments:

Post a Comment