Pages

Thursday, April 5, 2012

Dear wifey - Sebuah Rasa Kangen di Soekarno Hatta

Dear wifey,

Saat pertama landing di Soetta wifey adalah orang yang pertama aku ingat. Aku minta maaf jika surat-surat aku terlalu banyak membahas cerita-cerita yang lalu. Sebab terlalu banyak hal indah yang sudah kita lalui bersama meski masa yang sudah kita jalani berdua masih singkat saja. Allah membuat kenangan agar kita bisa tersenyum atau menangis bahagia saat mengingat hal yang manis. Atau agar kita bisa menjadi lebih tabah saat masa-masa pahit pernah menghampiri.

Sayangku, begitu keluar terminal kedatangan, mataku bergerak cepat mencari seorang gadis tercantik yang menjemput aku tempo hari. Dengan kerudung kuningnya menyambut aku dengan wajahnya yang selalu ceria. Namun sejauh aku melihat di tengah keramaian ini tak dapat kutemukan kamu. Nihil. Seperti surat relativitasku yang lalu, meski sudah 2 minggu saat wifey menjemput aku di bandara, namun kenangan pertemuan itu masih jelas di pelupuk mata. Aku memelukmu lama dan puas sekali pada waktu itu. Aku sebal, mengapa waktu berjalan seperti bekicot saat kamu tak ada dekatku?

Dear wifey, itu tadi mungkin ungkapan gemuruh hati seorang suami yang merindukan istrinya. Seorang ayah yang kangen pada bunda. Bunda tercantik yang akan melahirkan anak-anak shaleh dan shaleha lagi sehat walafiat.

Ayah tak sabar menunggu untuk segera take off dari negeri ini beberapa bulan dari sekarang. Aku ingin bersama-sama menuntut ilmu seperti istriku. Pergi ke tempat yang belum pernah kupijak. Bertemu dengan orang-orang asing yang ramah.

Aku tak tahu Franfurt seperti apa. Namun tiba-tiba aku ingin berkhayal. Di suatu hari di bulan September saat aku mendarat di sana, ada wifey yang mejemputku. Seorang gadis cantik berkerudung.. Di detik pertama aku melihat kamu aku berlari sekencang aku bisa. Memelukmu dengan erat. Mencium keningmu yang lembut dan pipimu yang hangat.

Harap adalah doa. Aku tak akan pernah berhenti berdoa dan berharap.

Tunggu aku di Frankfurt pada bulan September. Aku ingin memelukmu selama mungkin. Layaknya aku ingin menjadi suami abadimu.

PS: I love you

No comments:

Post a Comment