Dear Wifey,
Masih melanjutkan tentang cerita tidur. Salah satu hal paling enak dari perjalan commuting adalah tidur di perjalanan. Hal ini memiliki beberapa manfaat. Pertama bisa menambah jam tidur jika seandainya semalam kurang tidur. Dua, bisa fast forward waktu untuk perjalanan cukup lama.
Namun ada kerugiannya juga. Satu adalah pemborosan waktu jika sebenarnya kita sudah cukup tidur. Sebenarnya akan lebih bermanfaat jika waktunya digunakan untuk membaca misalnya. Tapi ya sudahlah, mau cukup tidur atau kurang tidur, tidur saat commuting adalah sangat enak.
Flash back ke jaman dulu, kebiasaan tidur saat commuting sudah berlangsung sejak aku SMA. Saat SMA adalah masa ketika aku mulai "keluar kampung". Mulai dari suka jalan-jalan ke Cileungsi sebelum atau setelah sekolah. Hingga aku harus rutin bimbel di Jakarta dan les Bahasa Inggris di Bogor.
Aku les di LIA Bogor saat kelas 3. Pada jaman itu cibubur belum seramai sekarang, sehingga tempat les terdekat ya di Bogor itu. Aku les setiap sabtu jam 3 sore hingga jam 7 malam. Perjalanan ke Bogor sendiri minimal 2 jam. Biasanya aku naik angkot ke Cileungsi dengan ongkos 1000 untuk anak sekolah lalu disambung bus ke Bogor dari Cileungsi. Ongkosnya pun 1000 rupiah. Dari dulu saat naik angkot Jonggol - Cileungsi tempat duduk favoritku adalah di depan sebelah supir. Tujuannya agar bisa tidur enak. Dari Cileungsi aku pindah naik bus. Lanjut lagi tidurnya.
Demikian juga sama dengan commuting ke tempat bimbel ke Kramat Jati Jakarta Timur. Dulu bimbel Nurul Fikri inilah yang terdekat ke Jonggol. Btw, aku masih ingat saat survey mencari tempat bimbel terdekat aku diantar oleh bapak yang itu. Kami survey ke Nurul Fikri Kramat Jati dan Nurul Fikri Cijantung. Akhirnya pilihan dijatuhkan ke Nurul Fikri Kramat Jati. Aku les bimbel 2 kali seminggu jika tidak salah. Perjalanan 2 jam juga dari Jonggol.
Saat masa kelas 3 alhamdulillahnya meski sering "beredar" ke kota, tidak pernah sekali pun dipalak oleh anak sekolah lain. Padahal pada jaman itu daerah Cileungsi - Bogor dan apalagi Jakarta Timur cukup rawan untuk anak sekolah. Mungkin karena tampangku yang lurus-lurus saja sehingga jarang diusik. :p
Besok lanjut saat commuting kuliah ya.
PS: I love you
No comments:
Post a Comment