Pages

Saturday, March 31, 2012

Dear Wifey - Auf Wiedersehen The Rivervale

Auf Wiedersehen

Dibacanya awf viderseyen. Sedikit-sedikit aku sudah bisa membaca kata-kata Jerman. W dibaca v (bukan pe ya :p). H dibaca y. Arti kata tersebut adalah selamat tinggal, sampai jumpa lagi. Dan kemarin hubby mengucapkan selamat tinggal dengan condo pertama kita. Dislaimer: surat kali ini agak panjang. Semoga wifey tak bosan membacanya.

Orang baik selalu mendapat banyak kemudahan dari Allah. Contohnya wifey. Beberapa hari menjelang kita menikah di Januari lalu aku bingung bukan kepalang. Pertama karena sewa apartemen teman-teman TN di Choa Chu Kang akan habis bulan Januari. Artinya sebelum aku pulang cuti menikah aku harus mencari apartemen. Kedua aku memang harus mencari tempat tinggal baru karena wifey akan datang di bulan Februari. Ketiga aku benar-benar tidak punya cash yang cukup. Tempat tinggal yang nyaman, privat dan strategis biasanya harganya tak masuk akal. Bahkan dibandingkan dengan di Eropa sekali pun.

Setelah beberapa kali hunting dan viewing tempat pun kebanyakan berujung ketidakcocokan. Entah karena harganya yang mahal atau tempatnya yang tidak nyaman. Setengah pasrah di suatu hari Jumat seminggu menjelang aku pulang ke Jakarta, aku Shalat Maghrib di Mesjid Mydin. Aku berdoa agar bisa menemukan tempat tinggal yang nyaman terutama selama istri aku tinggal di Singapura. Doa tersebut dijawab instan ba'da shalat. Sambil berjalan ke MRT kembangan aku browsing craiglist di handphone dan menemukan postingan iklan The Rivervale yang dipasang Keshav, orang yang akhirnya menjadi room mate kita selama 2 bulan. Kami pun saling sms dan akhirnya kami sepakat untuk viewing keesokan harinya.

Hari Sabtu aku berangkat dengan penuh semangat dari Choa Chu Kang. Setelah sampai Rivervale langsung bicara dengan security mau viewing kamar. Akhirnya aku masuk setelah sedikit berputar-putar nyasar. Bertemu Keshav. Lihat-lihat kamarnya, kamar mandi, dapur dan sekeliling condo. Kami pun sempat mengobrol-ngobrol cukup lama. Mengenai rencana resepsi nikah kita kemudian rencana wifey berangkat ke Jerman. Harga yang diberikan condo ini sangat layak. Akhirnya aku putuskan untuk deal untuk menyewa dengan kontrak 6 bulan. Kami juga sepakat untuk bertemu dengan owner condo keesokan harinya. Aku pulang ke Choa Chu Kang dengan sangat riang sore itu.

Namun malam hari tiba-tiba Keshav menelepon dan membatalkan sepihak kesepakatan kami. Alasannya adalah Shubhra mendapat kerja di Singapura dan kamar yang akan kita sewa akan ditempati ia di bulan Maret. Kabar tersebut tentunya sangat tidak mengenakan sebab aku sudah tidak punya rencana backup lain. Aku juga sudah mencancel satu viewing apartemen di Bedok. Namun pada waktu itu aku hanya pasrah serta ikhals. Aku selalu percaya ada hikmah indah di setiap rencana Allah. Menariknya selang 15 menit Keshav menelopon lagi. Akhirnya dia menawarkan offer untuk menyewa 2 bulan saja yang mengakomodasi selama wifey ada di Singapura. Jadi ketika Shubhra datang ia akan tinggal dulu sekamar dengan Rahul. Tentu saja justru tawaran ini sangat menguntungkan kita. Aku pun juga tak perlu bertemu dengan Mr. Lee owner condo. Orang baik selalu mendapat kemudahan dari Allah, itulah wifey dengan rejekinya.

Beberapa hari kemudian aku memutuskan menaruh koper dan semua barang-barang aku di Rivervale. Sebab sepulang dari Indonesia kemungkinan apartemen Choa Chu Kang sudah kosong. Aku masih ingat saat itu datang sekitar jam 8 mama. Membawa koper merah wifey yang cukup berat. Aku turun di stasiun MRT Buangkok dan lari-lari (aku selalu senang berlari) menggeret koper karena takut terlambat dengan janji yang sudah dibuat. Dengan penuh peluh aku sampai di Condo. Mengobrol-ngobrol lagi sejenak dan setelah Keshav memberikan kunci aku langsung pamit pulang lagi.

Singkat cerita aku pulang ke Indonesia untuk resepsi pernikahan kita. Kita menghabiskan waktu-waktu indah yang tak akan terlupa sepanjang resepsi, bulan madu di Malang, pergi ke Padang dan menginap semalam di Jonggol. Akhir Januari akhirnya aku kembali ke Singapura. Sepulang kantor aku langsung pulang ke Rivervale. Ada cerita menarik di sini. Ketika sampai Condo, semua sangat gelap. Tidak ada seorang pun. Koper merah aku memang sudah dimasukan ke kamar kita. Tiba-tiba aku merasa takut, bagaimana jika aku ditipu. Aku memang sudah transfer uang sewa ke Keshav. Namun aku tidak menandatangani dokumen apa pun. Lalu aku juga langsung memikirkan wifey. Saat itu aku belum terlalu mengenal Keshav dan belum bertemu dengan Rahul. Aku langsung khawatir keselamatan wifey jika kelak tinggal di sini dengan orang-orang asing. Aku pun beristighfar pelan sambil kemudian menelepon Keshav. Ternyata ia masih di kantor. Aku pun membongkar barang di kamar. Saat keluar kamar aku bertemu dengan Rahul yang baru sampai. Aku juga bertemu dengan Shubhra yang kebetulan datang berkunjung. Malam itu aku tidur kelelahan tanpa bantal. Seprai wifey aku gulung-gulung dijadikan bantal.

***

Salah satu hari terindah selama aku di Singapura adalah ketika aku menjemput wifey di Changi. Kebahagianku naik menjadi 2000 persen di hari itu. Aku masih ingat sangat jelas saat pertama kali berdadah-dadah dengan wifey di Belt 21 tempat wifey mengambil bagasi. Kita makan burger king, wifey belajar memakai EZ link dan ngobrol panjang lebar di perjalanan ke rumah pertama kita.

Rivervale akan selalu menjadi kenangan indah. Inilah rumah pertama kita sejak menikah. Rumah di mana kita melakukan semuanya bersama-sama. Tidur, bangun, makan, shalat, bercanda dan bahkan mandi. Aku akan selalu mengingat tumpukan buku yang telah dirapihkan wifey di rak buku kita. Aku selalu tersenyum geli mengingat cerita wifey yang pusing melihat susunan buku naik turun. Aku akan selalu mengenang momen kita mencuci piring berdua. Aku tidak akan pernah lupa bahagianya bercanda-canda di kamar mandi kita. Melihat vending machine minuman di bawah reading room juga selalu membuat aku tersenyum mengingat beberapa kali kita sering kehausan dan membeli lemon tea di situ. Melihat kolam renang membuat aku selalu mengingat gadis berbaju renang hijau yang menutup seluruh tubuhnya dengan cantik. Melihat ruang TV aku tak akan pernah lupa kita sering makan di situ sambil menonton. Atau kita juga pernah semalaman mengobrol menyelesaikan surat motivasi kau di sana. Aku juga akan selalu mengingat bahwa selalu berat rasanya berangkat bekerja di pagi hari sebab aku harus meninggalkan wifey di rumah. Adalah pemandangan yang sangat indah saat aku melihat wifey dari jendela ruang tengah melambaikan tangan. Aku juga selalu bersemangat tak terkira setiap setelah jam kantor. Setiap hari aku selalu berlari ke halte bus untuk memastikan bisa sesegera mungkin bertemu wifey.

Oleh karena itu saat wifey akhirnya pulang ke Jakarta, aku diserang rasa kesepian yang sangat dahsyat. Aku sebenarnya tak mau bercerita ini, namun semoga ini bisa menjadi bukti cinta besar aku pada wifey, yang Insya Allah selalu semoga terpelihara selamanya. Sepulang mengantar wifey, mimo dan adek ke Changi aku merasa seperti kehilangan hidup. Di setiap kondisi terdalam aku jatuh, shalat adalah pelarian aku. Dari airport aku turun di MRT Kembangan dan berjalan ke Mydin untuk Shalat Maghrib. Aku tak berani langsung pulang. Sebab di setiap sudut condo di rivervale aku melihat wifey. Setelah shalat aku berdoa panjang. Aku merasakan pipi aku hangat dan mataku menjadi sembab. Air dari mata mengalir ke pipi dan berjatuhan dari dagu. Aku menangis sambil berdoa. Salah satu tangis terdalam yang pernah aku rasakan.

Aku harap wifey semangat terus untuk kuliah dan ibadahnya di Jerman. Belajar itu adalah ibadah kan? Biarkan potongan-potongan cerita di atas sebagai fragmen kenangan indah di masa lalu yang akan terus menguatkan cinta kita di masa depan. Semoga itu semua menjadi penyemangat untuk wifey fokus belajar.

Kemarin aku pun meninggalkan condo penuh kenangan itu. Melewati punggol park dan akhirnya meninggalkan Hougang.

Aku mungkin tak pandai menulis puisi layaknya wifey. Namun ijinkanlah aku menulis sesuatu.

***** * * *Suatu bulan di Rivervale* * * Di setiap sudutnya aku melihat kamu Dengan senyuman manis dan harum nafas yang nyaman Dan di balik jendela ruang tengah itu pernah ada pemandangan terindah Seorang istri ayu yang selalu melambaikan tangan saat ku pergi

Sore adalah waktu berlari sekencangnya ke Rivervale Saat istriku menanti dengan pelukan terhangat Dan masakan ternikmat

Di dalam kamarnya selalu terpanjatkan doa-doa yang panjang Oleh istri untukku Oleh aku untuk istriku Tak pernah putus

Rivervale pun telah ditinggalkan Namun akan selalu teringat dalam hati terdalam Semua cerita indahnya Tunggulah aku di sebuah kota di Eropa di bulan September Di mana kita akan sama-sama menuntut ilmu Dan sesekali berbagi kisah indahnya masa di Rivervale Auf Wiedersehen, The Rivervale

***

PS: I love you

No comments:

Post a Comment